Ketua Asosiasi Kamar Adat Pengusaha Papua Barat Minta Jangan Ada Aksi Berpotensi Konflik

Ketua Asosiasi Kamar Adat Pengusaha Papua Barat Minta Jangan Ada Aksi Berpotensi Konflik

Ketua Asosiasi Kamar Adat Pengusaha Papua – Papua Barat, Yance Kambu, meminta agar jangan melakukan aksi-aksi yang berpotensi konflik sesama kontraktor Orang Asli Papua (OAP).

“Dengan bijak dan hormat jangan provokasi keadaan. Jangan bikin gerakan yang bisa berujung konflik,” ujar Yance Kambu pada pekerja pers di Manokwari, Minggu, 25 September 2022.

Pernyataan ini dilontarkannya menanggapi rencana aksi unjuk rasa sekelompok kontraktor, yang menyebut diri sebagai Team Percepatan Pembangunan Sorong Raya, Fak Fak, dan Kaimana, di kantor Dinas PUPR di Manokwari pada Senin, 26 September 2022.

Diberitakan sebelumnya, Team tersebut mempertanyakan pengambilan paket proyek Penunjukan Langsung (PL) untuk kontraktor OAP Sorong raya. Mereka mengklaim Rp6 M dari paket Rp8 M untuk kontraktor OAP Sorong raya itu dialihkan untuk kontraktor OAP Manokwari raya.

Tudingan Team itu dinilai Yance Kambu sebagai tuduhan yang tidak berdasar dan tidak substantif.

Yance Kambu lalu mengatakan proses untuk mendapatkan pekerjaan yang nilainya Rp30 juta saja butuh waktu cukup panjang.

Hal senada dikatakan Ketua Asosiasi Kontraktor Papua (Askop) Papua Barat, Yan Soimdemi. Dia menyatakan perjalanan paket Pl di Dinas PUPR merupakan bukti nyata dan buah dari proses panjang yang dilakukan asosiasi kontraktor OAP.

Dia lalu menanyakan legalitas Team tersebut, serta meminta untuk berhenti melakukan aksi-aksi yang mengatasnamakan kontraktor OAP.

KONTRAKTOR PERORANGAN

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Muda Papua Barat, Lewis Wanggai, menegaskan dana Rp6 M dari Rp8 M itu tidak ada masalah, karena sangat jelas untuk asosiasi, bukan untuk perorangan.

“Sudah dibagi langsung, diketik, dan ditempel di (kantor) PU (Dinas PUPR Papua Barat),” bebernya.

Sisanya, Rp2 M untuk Sorong Raya, menurutnya, diberikan pada perorangan. Dia menyebutkan nama perorangan tersebut, tapi papuakini belum berhasil menghubungi perorangan tersebut.

Dia mengatakan nama perorangan itu tidak ditempel, tapi itu sesuai kesepakatan di sebuah warung di kawasan Borarsi, Manokwari.

“Kalau ada yang belum jelas, tolong datang. Mari selesaikan bersama,” tandasnya.(an/dixie)

Previous articlePegadaian Berbagi Kasih di Manokwari dan Teluk Wondama
Next articlePangdam Kasuari Hadiri Syukuran HUT Ke-7 Rumah Besar Flobamora