Kondisi Wakil Bupati Manokwari Edy Budoyo membaik setelah sempat dirawat di RS Wahidin Makassar.
Pemerintah Kabupaten Manokwari menegaskan Wakil Bupati Edy Budoyo kini sedang menjalani perawatan di Jakarta.
“Kondisi beliau makin membaik setelah dirawat di RS Wahidin Makassar. Beliau sudah keluar dari rumah sakit itu, dan selanjutnya menjalani pemulihan selanjutya di Jakarta,” ujar Kabag Humas Pemkab Manokwari, Maria Rahareng, pada papuakini.co, Rabu (8/11).
Kabag Humas Manokwari, Maria Rahareng
Maria menegaskan kabar yang beredar di media sosial dan isu yang berkembang tentang kondisi Wabup adalah tidak benar. “Beliau masih menjalani perawatan. Mari kita sama-sama mendoakan agar beliau secepatnya pulih,” ajaknya.
Isu tentang kondisi Wabup ini beredar di tengah perayaan HUT ke-119 Kota Manokwari hari ini.(cpk1/dixie)
Perum Bulog Sub Divisi Regional Manokwari memastikan stok beras dan gula aman hingga akhir tahun 2017 ini.
Kepala Perum Bulog Sub Divre Manokwari, Muhammad Said, yang dikonfirmasi Rabu (8/11) pagi tadi menjelaskan stok beras hari ini lebih dari 900 ton, ditambah yang saat ini ada di pelabuhan sebanyak 400 ton.
Sedangkan yang saat ini berada dalam perjalanan Ponorogo menuju Manokwari sekira 1000 ton, Makassar menuju Manokwari 1000 ton, dan dari Surabaya sebanyak 450 ton.
“Mudah mudahan 10 hari lagi kapal pengangkut sudah sandar. Agar bisa didistribusikan di lima wilayah,” ujarnya lalu mengatakan lima wilayah itu masing masing Manokwari, Mansel, Pegaf, Bintuni dan Wondama.
Sementara itu, untuk gula pasir stok hari ini tersedia sebanyak 500 ton, dan yang sementara dalam pelayaran menuju Manokwari sebanyak 200 ton.
Untuk pendistribusiannya Bulog Sub Divre Manokwari sudah bekerjasama dengan 4 perusahaan distribusi, yakni CV Makmur Perkasa, CV Kia, CV Permata Indah dan Toko Bandang.(njo)
Upacara peringatan HUT ke-119 Kota Manokwari di lapangan Borarsi, Rabu (8/11) sempat diwarnai hujan ringan.
Upacara yang dimulai sekira pukul 09.00 WIT, dipimpin Bupati Manokwari, Demas Paulus Mandacan.
Bupati menekankan, peringatan hari jadi haruslah menjadi hari kesadaran tentang pentingnya budaya lokal, yang harus diracik dan diinovasi agar menjadi kebanggaan daerah dalam memajukan peradaban kota Manokwari.
Selain itu, Bupati juga mengharapkan agar masalah kesadaran menjadi perhatian masyarakat terkait sampah, miras, HIV, seks bebas dan perkembangan arus teknologi masa kini.
“Untuk itu, kita harus berbesar hati dan positif. Saya berharap, semua pihak peduli, komitmen untuk bangun kota Manokwari ke depannya, agar Manokwari BISA, Bersih, Indah, Sejahtera dan Aman,” ucap Bupati.
Di akhir sambutan, Bupati menyampaikan terima kasih kepada para pendahulu yang telah berjasa membangun Kota Manokwari.
“Semoga sumbangsih tersebut, menjadi tanda mata bagi generasi sekarang dan yang akan datang,” tandas Bupati.
Di samping itu, pantauan papuakini.co sepanjang upacara berlangsung ada 1 pelajar yang pingsan dan 12 peserta yang diistirahatkan karena kelelahan. (jjm)
Relawan Kornas Indonesia membantu proses kelahiran putra Rusniawati.
Di tengah suka cita pernikahan putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu, dengan Bobby Afif Nasution, kabar gembira datang dari salah satu relawan pendukung Jokowi.
Rusniawati (33), Relawan Kornas Indonesia melahirkan seorang bayi laki-laki saat akan menghadiri prosesi Midodareni Kahiyang Ayu di kediaman Presiden Joko Widodo.
Ketua Relawan Kornas Indonesia, Roni Rosa kepada papuakini.co Rabu (8/11) dini hari tadi mengungkapkan, awalnya Rusniawati bersama dengan relawan lain berangkat dengan bus ke kediaman Presiden Jokowi untuk menghadiri prosesi Midodareni.
Saat sampai di kediaman Presiden, Rusniawati merasakan sakit di perutnya. “Saat akan ke kediaman Presiden, Rusniawati sempat berdesakan dengan relawan lain yang membuatnya sakit di bagian kandungan, sehingga kami putuskan untuk kembali ke Asrama Haji Donohudan,” ungkapnya.
Setelah dibawa ke dalam asrama, Rusniawati yang usia kehamilannya sudah 8 bulan ternyata akan melahirkan. Sontak hal ini membuat panik relawan lainnya.
“Teman-teman relawan khususnya perempuan sempat panik, namun akhirnya dengan bantuan teman-teman relawan lain, Rusniawati melahirkan bayinya berjenis kelamin laki-laki dengan selamat pada pukul 23.45,” kata Roni penuh bahagia.
Dia menambahkan kondisi Ibu dan bayi saat ini dalam kondisi sehat. Keduanya sudah dibawa oleh tim kesehatan ke rumah sakit Ibu Surakarta untuk menjalani perawatan.
“Kami terharu dan bersyukur karena ibu dan bayi sehat, ini berkah yang diberikan Tuhan, dan harus kita syukuri,” pungkasnya.(wawi)
Kabupaten Teluk Wondama menduduki peringkat paling bawah dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat dalam hal tindak lanjut temuan BPK.
BPK mencatat hingga semester pertama 2017, capaian tindak lanjut Pemkab Teluk Wondama terhadap temuan BPK untuk periode 2004 hingga 2015 baru 48%.
Data tersebut diumumkan BPK dalam pertemuan dengan seluruh Bupati dan Wali Kota se-Tanah Papua di Jayapura, baru-baru ini.
Bupati Bernadus A. Imburi menyampaikan hal itu pada pertemuan dengan para pimpinan OPD bersama pejabat eselon III dan IV dalam rangka mendengarkan penyampaian rencana strategis Sekkab Denny Simbar di gedung Sasana Karya kantor bupati di Isei, Selasa (7/11).
“Kita Wondama paling rendah di Papua Barat dalam hal tindak lanjut temuan BPK. Kita baru 48 persen. Ini memalukan sekali. Kita bahkan kalah dari Kabupaten Manokwari Selatan dan Pegunungan Arfak,” kata Bupati Bernadus A. Imburi.
Kendati demikian, menurut Imburi, BPK tetap memberikan apresiasi khusus untuk Pemkab Teluk Wondama karena tindak lanjut sebesar 48 persen itu merupakan capaian tertinggi sejauh ini.
“Selama ini paling tinggi 10 persen sampai 15 persen. Saya harap Dinas Keuangan, Inspektorat dan kita semua bekerja keras,” ucap orang nomor satu Pemkab Wondama ini.
Bupati menargetkan capaian tindaklanjut temuan BPK harus bisa naik ke posisi 50 persen, bahkan lebih, di semester dua tahun anggaran 2017.
Untuk itu dia menegaskan ke para pimpinan OPD agar serius menindaklanjuti temuan BPK.
“Saya ingatkan akan ada sanksi bagi pimpinan OPD yang tidak punya itikad baik untuk menindaklanjuti temuan BPK,” tandas mantan Kepala Biro Perlengkapan Provinsi Papua Barat ini.(asa)
Bupati Teluk Wondama, Bernadus A Imburi (tengah), Wakil Bupati Paulus Indubri (tengah), dan Sekkab Denny Simbar memberi keterangan pada DPRD Wondama terkait honorer Kategori 2.
Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama memastikan tidak bisa memproses pengangkatan pegawai honorer K-2 (kategori dua) tambahan sebanyak 280 orang untuk menjadi CPNS.
Pasalnya, tidak tersedia formasi CPNS untuk honorer K-2 tambahan.
Pemkab hanya bisa memproses pengangkatan pegawai honorer K-2 murni sebanyak 319 orang yang formasinya telah disiapkan KemenPAN-RB.
Hal itu disampaikan Wakil Bupati Paulus Y. Indubri pada saat rapat dengan DPRD membahas nasib honorer K-2 tambahan di ruang rapat utama gedung DPRD Teluk Wondama di kompleks perkantoran Pemda di Isei, Selasa (7/11).
Ikut hadir dalam rapat tersebut Bupati Bernadus A. Imburi serta Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat Ujang P. Waprak.
Para legislator DPRD Teluk Wondama saat mendengarkan keterangan Pemkab terkait honorer K2.
Rapat dipimpin Ketua DPRD Kuro Matani dan dihadiri lebih dari separuh anggota dewan yang seluruhnya berjumlah 20 orang.
“Yang Pemda tahu hanya 319. Tidak ada yang namanya K-2 tambahan. K-2 tambahan hanya dikenal di Wondama, di seluruh Republik ini tidak ada seperti itu,” kata Indubri.
Wabup juga menyatakan proses pemberkasan yang sekarang sedang dilakukan untuk honorer K-2 murni sebanyak 319 orang tidak bisa dihentikan.
Dia mengatakan, Pemkab bersama DPRD akan bersama-sama mencari solusi terbaik untuk yang honorer K-2 tambahan. “Jadi biarkan kami tuntaskan dulu (untuk 319),” tegasnya.
Terkait dugaan adanya sejumlah nama yang bukan berstatus sebagai pegawai honorer, namun ikut masuk dalam daftar 319 nama yang akan diangkat menjadi CPNS, Indubri menyatakan dirinya bersama Bupati tidak tahu menahu soal itu.
Pemkab hanya melanjutkan apa yang sudah ditetapkan oleh pemerintah periode sebelumnya. “Kami tidak ada ganti-ganti (nama). Yang dari lama itu yang kami lanjutkan. Tidak akan bisa dirubah karena aplikasinya (di KemenPAN-RB) sudah seperti itu,” tegas Indubri.
Bupati juga menegaskan hal sama, bahwa dia dan Wabup tidak mengubah apapun. Semuanya sesuai daftar yang ditetapkan pemerintahan sebelumnya, dan sudah masuk dalam database BKN.
“Kami dua tidak tahu apakah mereka ada yang dari luar (luar Wondama) atau kah dari dalam, dia honor atau tidak, kami dua tidak tahu. Kami tidak mengubah sedikitpun,” tegas Bupati. (asa)
Napi Lapas Kelas II B Manokwari bersih-bersih sampah.
15 warga binaan Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas II B Manokwari ikut ambil bagian dalam aksi memerangi sampah bersama petugas lapas dan satuan Polres Manokwari di sepanjang Jalan Siliwangi, Selasa (7/11).
Kepala Lembaga Permasyarakatan Kelas II B Manokwari, Yosef Yembise, SH, MH menuturkan, aksi itu merupakan salah satu program Lapas yang diselaraskan dengan program Pemkab Manokwari, guna mewujudkan kota Manokwari yang bebas dari sampah.
“Melihat program Pemkab menuju zero sampah, kami Lapas siap untuk mendukung walau proses pembinaan sementara berjalan. Ini akan kami lakukan terus. ,Tidak terjadwal, tetapi kami akan melihat titik-titik yang penuh dengan sampah dan segera membersihkannya,” ucapnya.
Kepala Lembaga Permasyarakatan Kelas II B Manokwari, Yosef Yembise, SH, MH
Sejak dilantik pada 12 Oktober lalu, Yosef berinisiatif mempolakan disiplin sebagai salah satu prioritasnya, agar pegawai Lapas memberikan contoh dan pelayanan yang baik kepada warga binaan serta masyarakat.
Terkait itu, disiapkan sekira 30 warga binaan yang memenuhi syarat substantif maupun normatif untuk masuk dalam pasukan perang melawan sampah.
“Hari ini ada 15 warga binaan dan 10 petugas Lapas yang kami ikut sertakan. Ada 15 lagi untuk giliran berikutnya. Mereka yang ikut adalah yang sudah dipilih dan rata-rata masa tahanannya sudah hampir berakhir,” bebernya.
Aksi ini didukung Polres Manokwari terkait backup keamanan, dan Pemkab Manokwari melalui instansi terkait.
Sementara itu, salah satu warga binaan lapas, Gedenusi pada papuakini.co mengungkapkan rasa senangnya bisa ikut dalam aksi memerangi sampah.
“Ini yang bisa kami lakukan sebagai masyarakat binaan. Puji Tuhan saya senang bisa membantu warga Manokwari dalam penanganan sampah. Selain kesempatan bisa buat cuci mata, setidaknya ada penilaian positif dari masyarakat tentang kami,” pungkas Gedenusi.(jjm)
Hingga kini Polisi belum bisa memastikan identitas mayat yang ditemukan tergeletak di pesisir pantai dekat jembatan Pasar Wosi, Senin (6/11) siang.
Kasat Reskrim Polres Manokwari, AKP Aries Diego Kakori, yang dikonfirmasi Selasa (7/11) siang tadi mengaku, pihaknya belum bisa memastikan identitas korban tersebut. Meskipun, ada informasi bahwa korban bernama Nufi alias Nuf, warga Andai.
“Informasi tentang iden korban masih simpang siur. Jadi belum bisa pastikan A1. Karena belum ada keluarga terdekat yang bertanggungjawab,” ungkapnya, lalu mengatakan pihaknya tidak bisa mengambil kesimpulan tanpa ada saksi yang mengetahui.
Belakangan, lanjut Kasat, sekira pukul 05.00 WIT dini hari tadi, pihaknya mendapat informasi bahwa korban sudah diambil pihak keluarga dan akan dimakamkan di SP.
Soal penyebab kematian, kata Kakori dari keterangan dokter, kematian korban normatif karena tenggelam.
“Kata dokter, luka di pelipisnya tidak bisa sebabkan kematian,” tuturnya, lalu meminta masyarakat proaktif untuk memberikan informasi.
“Apalagi soal riwayat penyakit. Kita belum bisa pastikan, karena harus dapat keterangan keluarga terdekat dulu,” tandasnya.(njo)
Tepuk tangan meriah puluhan guru dan sekira 300an murid SMK Effata Kaimana menyambut kedatangan Mervin Sadipun Komber, anggota DPD RI yang mensosialisasikan kebangsaan dengan tema Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di aula sekolah tersebut, Selasa (7/11).
“Belajar merupakan tonggak utama menuju perubahan, apalagi di era globalisasi sekarang yang berjalan begitu cepat. Namun Globalisasi ibarat ombak yang terus berjalan, dan pada tingkatannya dia akan balik, dan yang tidak siap dengan perubahan itu pasti akan terperosot,” kata Komber yang juga Ketua Dewan Kehormatan DPD RI itu.
Setelah menyerahkan secara simbolis bantuan dana untuk OSIS, cinderamata, dan ratusan buku cetak terkait materi yang disampaikan, Komber menyebut cara untuk menghadapi era globalisasi hanya dengan belajar.
Komber juga menekankan kepada seluruh pelajar untuk menjauhi yang namanya lem aibon, Narkoba, Miras dan rokok karena sangat membahayakan hidup dan masa depan.
“Gunakanlah masa mudamu dengan baik, karena masa muda akan membawa anda pada kesuksesan. Saya akan bangga ketika ada alumni SMK Effata Kaimana yang menjadi bupati dan gubernur. Jangan pernah menganggap mustahil apapun pekerjaan yang dicita-citakan karena yang mustahil hanya aibon, Narkoba, Miras dan obat-obatan terlarang,” pesannya.(cpk3)