Jika hampir setiap tahun orang membeli pohon Natal sebagai elemen penting di hari Natal, keluarga Marlin Thresya masih menggunakan pohon Natal milik keluarganya yang sudah berumur 20 tahun.
Pohon setinggi 2 meter itu bahkan bisa mereka ganti warna sesuai keinginan itu terbuat dari buah cemara, atau kembang pinus kering yang dililit kawat lalu ditancapkan di rangka kayu.
Pohon ini dibeli keluarga Marlin pada tahun 1999 di sebuah warung makan khas Manado. Warung itu dulu ada di belakang Bank Indonesia yang kini berdiri bangunan Bank BRI. Dulu pohon itu dibeli dengan harga Rp1 juta.
Menurut pemilik pohon itu, dulu pemilik warung makan itu membuat pohon tersebut di Manado, lalu membawa dan menjualnya di depan warung itu. Mereka lalu membeli pohon itu.
Pohon itu sudah berpindah dua kali. Awalnya di rumah mereka di Kota Raja, Kelurahan Manokwari Timur, kini dipindahkan di rumah mereka di Jalan Serayu, Sanggeng, tepatnya di belakang Toko Sanggeng, Kelurahan Sanggeng.
Marlin mengatakan pohon Natal itu memiliki banyak kenangan setiap tahunnya baik bagi dia dan keluarga.
Dia tak berniat beli pohon Natal yang kini dijual banyak di toko-toko. Bagi dia cerita di balik pohon itu setiap tanggal 25 Desember lebih berkesan. (njo)