Salah satu anggota Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB) dari Pokja Perempuan, Martina Sawi, menjadi salah satu bagian dalam kegiatan penjaringan aspirasi delapan suku asli di Kabupaten Kaimana yang dilakukan lembaga kultur ini setelah dilantik pada November 2023 lalu.
Kepada wartawan, perempuan yang saat ini dipercayakan sebagai Wakil Ketua II Sementara MRPB itu menyatakan telah menerima banyak masukan, atau aspirasi, dari masyarakat delapan suku asli Kaimana, termasuk kaum perempuan.
Sebagian besar dari aspirasi itu adalah menyangkut perhatian dan keberpihakan pemerintah kepada suku asli, termasuk kaum perempuan dari delapan suku asli Kaimana.
Perhatian yang dimaksud bukan hanya dari segi prioritas pendidikan untuk peningkatan sumberdaya manusia dan hak politik di kursi DPRD Kaimana maupun Bupati serta wakil bupati, tetapi juga menyangkut kesejahteraan, pelayanan kesehatan, rumah layak huni dan air bersih.
Perempuan yang selama ini terkenal lantang bersuara dalam berbagai forum di Kaimana ini juga menegaskan khusus dibidang Pendidikan, ada permintaan juga agar anak-anak asli Kaimana baik laki-laki dan perempuan diprioritaskan dalam setiap sekolah kedinasan. “Porsi sekolah kedinasan untuk anak-anak perempuan harus juga diutamakan,” tuturnya pada 07 Desember 2023.
Bukan diprioritaskan hanya pada level perawat, guru dan Bintara TNI/Polri tetapi juga hingga Dokter, Akpol, Akmil, STPDN, Pilot dan sekolah kedinasan lainya.
Martina Sawi menyatakan aspirasi ini akan diteruskan dalam forum resmi di MRPB.
“Saya sejak awal komit memperjuangkan hak-hak masyarakat asli Kaimana, khususnya terkait dengan hak-hak kaum perempuan adat, dari delapan suku asli Kaimana, sehingga aspirasi ini pasti akan kami lanjutkan,” ujarnya.
“Saya siap berdiri untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat delapan suku asli Kaimana, karena saya berdiri sebagai seorang mama atau ibu, sebagai seorang nenek, untuk memperjuangkan hak-hak saudara perempuan Papua,” tegasnya.
Dirinya juga mengungkapkan permintaan masyarakat dan kaum perempuan asli Kaimana di Distrik Yamor, yang merupakan distrik terjauh di Kabupaten Kaimana, agar MRPB bisa turun langsung untuk mendengar aspirasi dan melihat langsung kondisi masyarakat asli disana.
“Kami juga diberikan pesan agar ketika datang lagi ke Kaimana, bisa melakukan penjaringan aspirasi dengan turun langsung sampai ke distrik terjauh yaitu distrik Yamor. Dan pesan itu akan selalu kami ingat,” tandasnya.(yos)