Kampanye di Bumsur, Fredi Thie Bilang Hasbullah Tak Mungkin Jadi Ban Serep

Bumi Surmai (Bumsur) merupakan salah satu wilayah di Kelurahan Kaimana Kota adalah tempat tinggal Hasbullah Furuada, calon wakil bupati pendamping Fredi Thie dalam Pilkada Kaimana tahun 2020.

Walau wilayah ini sempat disebut bukan menjadi basis dari pasangan TERKABUL, namun fakta berkata lain karena terbukti sebagian besar warga di tempat ini hadir saat kampanye terbatas pasangan tersebut, Sabtu (03/10/2020). Hal serupa juga terjadi saat kampanye di Kompleks Perindustrian di hari yang sama.

Pantauan papuakini, Fredi Thie bersama rombongan tiba di tempat ini sekira pukul 20.30 WIT setelah berkampanye di Perindustrian. Begitu tiba, pria yang lahir dan besar di Kaimana itu langsung dijemput dengan tarian Seka di depan jalan masuk Bumsur.

Pria yang akrab disebut Kaybus itu datang dengan ditemani petinggi partai pengusung, seperti ketua tim pemenangan dan salah satu tokoh masyarakat Kaimana yakni Amos Orouw.

Saat berorasi di hadapan para pendukung dan simpatisan yang hadir, Fredi Thie menyampaikan alasannya memilih Hasbullah Furuada. Menurutnya, pria berdarah asli Irarutu itu memiliki keberanian untuk berbicara kebenaran dan kejujuran untuk tanah dan negeri Kaimana.

Kampanye di Bumsur, Fredi Thie Bilang Hasbullah Tak Mungkin Jadi Ban Serep
Calon Bupati Kaimana Fredi Thie dalam kampanye di Perindustrian

“Kenapa ade Hasbullah? Orang bilang dalam politik kita pilih wakil harus orang yang punya uang, tapi bagi saya tidak. Saya bilang orang ini walaupun anak kecil tetapi berani bicara kebenaran dan kejujuran untuk tanah dan negeri. Itulah yang menjadi modal sehingga saya harus pinang ade Hasbullah secara,” tegasnya.

Dia mengaku sempat ditanyakan terkait posisi Hasbullah Furuada ketika mereka terpilih, karena keluarganya khawatir jangan sampai hanya sebagai ban serep di kantor bupati.

“Saya ingat saat proses pinangan di Kampung Seraran tanggal 22 September lalu, saya sempat ditanyakan. Saya Jawab, kalau yang lain mungkin ban serep tetapi Fredi Thie tidak seperti itu. Kalau dalam bahasa Irarutu ‘Ori Roge Ori, Iri Roge Iri’ yang artinya ko punya ko punya, saya punya saya punya,” jelasnya.

Menurutnya, ada regulasi yang mengatur tentang mana yang kewenangan bupati dan mana yang menjadi kewenangan wakil bupati. Untuk itu, maka sudah pasti bupati akan bekerja sesuai dengan kewenangan masing-masing.

“Saat pinangan itu saya bilang bahwa saya minta kamong punya anak perempuan ini untuk jadi istri. Artinya, kalau ada lebih-lebih, kitong makan sama-sama dan kalau tidak ada kitong menderita sama-sama,” tandasnya.(yos)

Previous articleKapolres Maluku Tenggara Bilang Belum Ada Laporan Insiden Bupati di KMP Cantika Inova
Next articleSorong Tutup Semua Penerbangan Kecuali Dari Jakarta dan Makassar