Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) ikut berduka cita dan berbelasungkawa yang mendalam kepada keluarga almarhum Affan Kurniawan.
“Semoga almarhum memperoleh tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Kasih dan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan kekuatan serta penghiburan,” ungkap WKRI dalam Surat Pernyataan Sikap No. SPY.395/DPP/VIII/2025 tertanggal 30 Agustus 2025.
Surat yang diteken Ketua Presidium WKRI, Elly Kusumawati Handoko. itu juga menyatakan keprihatinan mendalam WKRI atas jatuhnya korban-korban, yakni mereka yang terluka, baik secara fisik maupun mental; serta mereka yang mengalami kerugian material.
WKRI juga menyatakan keprihatinan mendalam atas kenyataan semakin banyak rakyat yang mengalami kesulitan dalam bidang sosial ekonomi, dan beban hidup yang semakin berat khususnya kaum perempuan, anak-anak dan kelompok rentan.
Untuk itu, WKRI mendesak dan mengimbau para pemimpin bangsa dan negara, para pejabat publik dan para wakil rakyat dapat segera mengambil sikap yang tepat dan keputusan bijaksana terhadap seruan, harapan dan tuntutan rakyat yang disampaikan melalui demo, media komunikasi dan media sosial serta berbagai forum lainnya, agar kehidupan masyarakat kembali normal.
WKRI lalu mengajak dan mengimbau seluruh rakyat dan semua pihak di Indonesia agar penyampaian aspirasi, gagasan, harapan dan seruan dilakukan secara sehat, bijaksana dan beretika, seraya menjauhkan diri dari berbagai bentuk kekerasan yang dapat menimbulkan korban dan kerusakan berbagai fasilitas umum.
WKRI mengimbau seluruh aparat keamanan, agar dalam menghadapi demonstran, mahasiswa, buruh dan seluruh rakyat dengan empati, mengutamakan cara-cara yang profesional, humanis serta tetap menjunjung tinggi hak asasi dan harkat serta martabat luhur manusia.
WKRI juga mengajak seluruh elemen bangsa dan masyarakat untuk tetap menjaga persatuan, mengutamakan dialog, dan menjauhkan diri dari berbagai bentuk kekerasan maupun ujaran kebencian.
“Semoga Allah yang Maharahim melindungi kita semua. Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju.” (*)
