Tokoh pemuda Papua Barat, Ronald Teniwut, mengingatkan pihak-pihak yang ingin mengkriminalisasi Gubernur Papua Barat periode 2025 – 2030, Drs Dominggus Mandacan MSi, untuk menghentikan niat mereka tersebut.
“Jangan mengada-ada,” ujarnya pada papuakini, Minggu 25 Mei 2025.
Hal ini dikatakannya menyusul beredarnya selebaran bakal ada demo oleh Forum Kota (Forkot) Mahasiswa Jakarta. Selebaran itu menyebutkan demo bakal digelar di KPK dan Kejaksaan Agung pada hari Rabu 26 Mei 2025, sedangkan 26 Mei 2025 adalah hari Senin.
Demo bakal digelar terkait dugaan suap Wahyu Setiawan, mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Wahyu Setiawan yang ditangkap KPK pada 8 Januari 2020 dalam kasus suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI periode 2019-2024 Harun Masiku, hingga divonis 7 tahun penjara oleh PN Tipikor Jakarta Pusat.
Persoalan yang diangkat untuk kriminalisasi Dominggus Mandacan adalah permintaan uang oleh Wahyu Setiawan pada Dominggus Mandacan sebagai Gubernur Papua Barat periode 2017-2022 terkait tidak ada keterwakilan Orang Asli Papua (OAP) di KPUD Provinsi Papua Barat periode 2020-2025.
Menyangkut itu, Ronald Teniwut menegaskan jangan mengait-ngaitkan hal yang tak tak kaitannya.
Ronald Teniwut menegaskan Dominggus Mandacan, yang juga Kepala Suku Besar Arfak turunan Loewijk Mandaan, merupakan tokoh besar Papua Barat yang selalu memperjuangkan kesejahteraan masyarakat Papua Barat.
Hal senada dikatakan Direktur Perhimpunan Aksi Solidaritas untuk Transparansi dan Independensi (PASTI) Indonesia Arlex Wu di sebuah media online.
Dia mengatakan PASTI Indonesia sudah pernah menyampaikan hal ini ke KPK. Hasilnya, Dominggus Mandacan merupakan korban ‘todongan’ Wahyu Setiawan. (dixie)