Kebun hidroponik percontohan yang dikembangkan Koperasi Mayri dan Tangguh LNG di Kampung Tanah Merah Baru (TMB) menghasilkan 25 kg kangkung dalam panen perdana.
Siaran pers bp Indonesia menyebutkan kebun hidroponik di lahan 150 meter persegi itu merupakan inisiatif pertama Tangguh LNG dalam menerapkan sistem hidroponik untuk memenuhi kebutuhan sayuran segar bagi penyedia boga di kilang LNG.
Program ini diharapkan dapat menciptakan pendapatan petani yang berkelanjutan, dan memberikan keahlian bertanam secara hidroponik pada para petani yang kemudian dapat diterapkan di lahan-lahan lain.
“Inisiatif ini adalah langkah nyata Tangguh untuk memberdayakan masyarakat sekitar. Dengan kebun hidroponik ini, kami tidak hanya meningkatkan pasokan sayuran segar, tetapi juga memberdayakan petani lokal dan menciptakan peluang ekonomi baru,” kata Habel Tanati, Social Performance & Delivery Manager bp Indonesia,
Program kebun hidroponik ini merupakan suatu bentuk dukungan Tangguh LNG terhadap ketahanan pangan dan ekonomi lokal. Metode hidroponik dipilih karena dipandang lebih efisien dibandingkan dengan pertanian konvensional.
Budidaya hidroponik dilakukan pada luasan lahan terbatas, dengan menggunakan nutrisi dan volume air yang minimal, penggunaan pestisida secara terbatas, dan kemungkinan panen setiap 3-4 minggu.
Pejabat Gubernur Papua Barat, Ali Baham Temongmere, yang dalam kunjungan kerjanya berkenan untuk meninjau kebun hidroponik ini beberapa waktu lalu, memberikan apresiasi atas inisiatif ini.
“Program hidroponik ini adalah contoh yang sangat baik dalam pengembangan usaha pertanian di Bintuni. Selain memiliki potensi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, program ini juga mendukung upaya penurunan angka stunting,” ujar Pj Gubernur Papua Barat.
Selain memproduksi bahan pangan, kebun hidroponik ini berfungsi sebagai wadah pembelajaran bagi petani dan masyarakat setempat. Petani yang terlibat, dilatih menggunakan sistem pertanian modern yang memanfaatkan teknologi hidroponik untuk bercocok tanam di lahan terbatas.
Di samping itu, kebun hidroponik juga menjadi wadah pembelajaran bagi siswa sekolah terkait keterampilan STEM (science, technology, engineering, and mathematics) seperti teknik hidroponik, pengelolaan sumber daya, dan penelitian tanaman.
Kangkung merupakan komoditas pertama yang berhasil dipanen di kebun hidroponik ini, dan dalam beberapa minggu mendatang,kebun ini akan memasok pakcoy dengan perkiraan hasil panen 70-80 kg ke penyedia boga Tangguh LNG. Selada juga akan menjadi salah satu komoditas utama yang dikembangkan di kebun ini.
Sebagai bagian dari komitmen jangka panjang untuk meningkatkan perekonomian lokal, Tangguh LNG berencana memperluas program ini dengan membangun kebun hidroponik serupa di Kampung Saengga pada tahun 2025. Langkah ini bertujuan memperluas dampak positif pertanian hidroponik ke wilayah-wilayah lain di Teluk Bintuni.
Selain program hidroponik ini, Tangguh telah membina dan bekerja sama dengan koperasi-koperasi di beberapa distrik di Kabupaten Teluk Bintuni dan Fakfak, termasuk di Tanah Merah Baru, Babo, Bintuni, Tofoi, Weriagar, Kokas dan Arguni, guna menyediakan pasokan bagi penyedia boga Tangguh.
Sampai dengan Juni 2024, pasokan untuk katering Tangguh dari koperasi-koperasi tersebut berupa ikan dan hasil laut lain, buah-buahan, sayuran dan hasil pertanian lainnya telah terserap lebih dari 5.637 ton. (*)