Martina Sawi, salah satu Anggota Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB), melakukan kegiatan penyaluran aspirasi di kampung Pigo dan Kampung Tantura Maskur yang jauh dari pusat ibukota Kabupaten Kaimana.
Martina yang tiba pada hari Kamis, 21 Desember 2023 di Kampung Maskur dan Pigo mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat.
Di antara mereka ada yang sampai meneteskan air mata karena bangga, dan seakan tak percaya bahwa sosok perempuan yang dulu pernah bergerilya di tempat ini untuk mencari kayu gaharu itu telah menjadi anggota MRPB.
Kehadirannya ini sedikit memberi harapan bagi masyarakat setempat yang selama ini menanti hadirnya para pejabat untuk melihat dan mendengar langsung keluh kesah mereka.
“Saya disambut sangat luar biasa. Mereka menangis karena bangga tetapi juga merasa keluhan mereka dapat disalurkan ke pemerintah,” ungkap perempuan asli Kaimana ini kepada papuakini via gawainya.
Martina mengaku dalam perjalanan kali ini harusnya dia mengunjungi empat kampung yang berada di Distrik Teluk Arguni Atas itu, namun karena kondisi jalan yang rusak dan mobil pecah ban, maka mereka hanya berkunjung ke Pigo dan Tantura Maskur serta ke masyarakat yang mencari bahan makanan di Logpond.
Dalam pertemuannya dengan masyarakat, banyak hal yang disampaikan mulai dari kondisi jalan dan jembatan rusak, hingga persoalan pendidikan, kesehatan, listrik, air bersih, dan rumah layak huni.
“Mereka minta agar pemerintah dapat memperbaiki jalan dan jembatan rusak, karena jalan merupakan satu-satunya akses yang selama ini mereka gunakan untuk memasarkan hasil hutan seperti kulit masohi maupun hasil kebun,” jelasnya.
Selain dua hal itu, akses jalan ini juga sangat berfungsi ketika ada masyarakat yang sakit maupun melahirkan dan ingin dibawa untuk berobat ke ibukota distrik.
Keluhan lainya terkait pelayanan kesehatan dan pendidikan yang menurut masyarakat sudah tidak berjalan, karena tidak ada guru maupun Nakes di kampung mereka.
“Masyarakat juga minta kepada pemerintah untuk menyediakan sarana air bersih dan rumah layak huni termasuk listrik karena selama ini mereka tinggal gelap. Tidak bisa beli minyak karena akses jalan rusak,” kata Martina.
Wanita yang masuk MRPB dari Pokja Perempuan ini mengaku masyarakat merasa sangat bersyukur karena dalam periode ini ada anggota MRPB yang mau datang secara langsung ke kampung mereka untuk menyerap aspirasi.
“Masyarakat meminta saya sebagai anggota MRPB untuk bawa aspirasi mereka yang ditulis tangan, lalu menyampaikanya ke pemerintah agar dapat melihat penderitaan mereka di sana,” ungkapnya.
Menurut Martina, walau berada di daerah terpencil masyarakat di kampung Pigo, Maskur, Eregara dan Kensi merupakan orang asli Kaimana yang juga sebagai warga negara Indonesia sehingga patut mendapatkan pelayanan yang baikdari pemerintah.
Untuk itu dirinya meminta pemerintah agar dapat memperhatikan kehidupan dan menjawab keluhan dari masyarakat di empat kampung tersebut.(yos)