Pada malam puncak HUT ke-20 Kaimana di Stadion Triton, Bupati Kaimana Freddy Thie memberikan pidato reflektif dan konstruktif terkait perjalanan pemerintahan dan arah gerak kemajuan negeri 1001 senja.
Di hadapan berbagai pejabat daerah wilayah Provinsi Papua Barat dan disaksikan oleh alam dan leluhur negeri serta seluruh rakyat Kaimana, Bupati Freddy Thie menegaskan bahwa kolektivisme serta kolaborasi adalah prinsip kepemimpinan yang dia pegang teguh mulai dari menjabat hingga sekarang.
“Sebagai Bupati, saya menyadari bahwa peran saya bukanlah sebatas pemimpin tunggal yang mengatur segalanya. Tetapi label pemimpin adalah pemberian rakyat dan Tuhan yang harus saya jaga agar menjadi berkat bagi orang banyak,” tegas Bupati keturunan Tionghoa itu.
Ucapan orang nomor satu ini dapat dimaknai bahwa berbagai elemen yang ada di Kaimana hendaknya mengambil bagian dalam upaya pembangunan daerah. Persis dengan tema yang diusung pada HUT ke 20 yakni “Bersama Berkarya Membangun Negeri” yang memiliki nuansa saling memberdayakan yang amat kental.
“Dalam setiap langkah yang kita ambil, kita berupaya memastikan bahwa suara rakyat didengar dan permasalahan mereka harus diselesaikan, karena saya percaya bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan,” tegasnya.
Orang nomor satu di Kaimana itu menyadari betul bahwa pembangunan daerah tidak hanya tanggung jawab pemerintah semata, tapi semua pemangku kepentingan, di mana keterlibatan masyarakat menjadi kunci untuk mempercepat kemajuan daerah.
“Membuka ruang bagi seluruh elemen menjadi aspek terpenting. Pemda) menyadari betul akan hal ini, agar kebijakan yang diambil oleh daerah tidak kemudian bersifat top-down, tetapi lebih mengarusutamakan ide-ide segar dan inovasi yang lahir dan muncul dari masyarakat sendiri,” tegas Bupati Kaimana.
Sosok Bupati Kaimana yang akrab disapa Kaibus itu lalu meminta komitmen baik kalangan muda, perempuan, pengusaha, tokoh adat, dan pimpinan komunitas untuk bersama membangun daerah dengan cara berpikir produktif, update, berperspektif masa depan dengan kemajuan teknologi.
“Kini saatnya kita menghilangkan ego sektoral atau persaingan yang merugikan. Kita harus berkomitmen untuk bekerja bersama sebagai satu kesatuan, menggabungkan kekuatan dan keahlian kita untuk mencapai keberhasilan bersama,” ingatnya.(*/yos)