“Dinas Perhubungan, sampaikan keberatan Bapak Gubernur (ke Batik Air dan Lion Air).”
Pernyataan ini dilontarkan Penjabat Gubernur Papua Barat, Komjen (Pur) Drs Paulus Waterpauw MSi, dalam apel Pemprov Papua Barat di lapangan gubernuran di Manokwari, 08 Agustus 2022.
Sebelumnya, Penjabat Gubernur Papua Barat menyoroti langkah kedua maskapai tersebut yang menyuruh penumpang untuk turun dari pesawat, dengan membawa seluruh barang bawaan kabin mereka kala pesawat transit, hanya untuk dicek kembali.
“Saya protes karena setiap tempat transit wajib bagi mereka turunkan penumpang berikut barang-barangnya. Ini aturan dari mana?” tanya Paulus Waterpauw.
Penjabat Gubernur Papua Barat lalu menyatakan itu artinya sistem dua maskapai satu group itu tak jalan. Padahal, tegasnya, kewajiban mereka harus memperlengkapi sistem itu, tapi mereka tak membuat sistem yang benar sehingga mengorbankan rakyat.
“Saya protes ini. Pak Sekda, pimpinan OPD, terjemahkan ini,” perintah Paulus Waterpauw.
Penjabat Gubernur Papua Barat mengatakan hal tersebut mungkin tak jadi masalah bagi pejabat yang bawaannya di kabin hanya tas kabin.
“Tapi coba lihat mama-mama dorang itu. Nenek-nenek dorang. Hmm. Bawa barang dengan kresek-kresek itu. Hanya turun untuk dicek,” tegas Paulus Waterpauw.
Penjabat Gubernur Papua Barat menyatakan protes soal itu sejak lama, kala dia masih jadi Kapolda dalam bentuk tidak turun dari pesawat saat diumumkan seluruh penumpang harap turun dan membawa perlengkapan masing-masing.
“Mereka punya modus. Kalau tahu ada saya di (kelas) bisnis, pengumumannya berubah. Diharapkan turun kecuali (penumpang kelas) bisnis, karena ada bapak ini. Itu waktu saya Kapolda,” ungkap Paulus Waterpauw.
Paulus Waterpauw yang adalah Kapolda pertama Papua Barat, dan pernah jadi Kapolda Papua, tidak mengatakan protes dilakukan saat dia jadi Kapolda provinsi yang mana.
Penjabat Gubernur Papua Barat kemudian menyatakan akan menyampaikan hal ini ke Menteri Perhubungan.(dixie)