Bank Sampah Biriosi, Kelurahan Sanggeng, Distrik Manokwari Barat Kabupaten Manokwari berencana mengolah sampah jadi produk-produk yang bisa memberi nilai tambah seperti paving block.
Ini diungkapkan Ketua Primer Koperasi Pengelola Sampah (PKPS) Kabupaten Manokwari, Yohanes A Lebang, dalam pelatihan pengelolaan manajemen bank sampah di Sanggar Kampung Biriosi, Sabtu (05/12/2020).
Menurut siaran pers yang diterima papuakini, pendirian Bank Sampah ini didukung PT Pertamina Fuel Terminal Manokwari, Yayasan Kitong Bisa, Bank Sampah UKM Pramuka Unipa, Primer Koperasi Pengelola Sampah (PKPS) Kabupaten Manokwari, dan Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Manokwari.
Menurut Community Development Officer (CDO) PT. Pertamina Fuel Terminal Manokwari, Muhammad Haekal, inisiasi kehadiran bank sampah lebih sebagai bentuk dari sinergi stakeholder yang terlibat bersama untuk tujuan potensi ekonomi keluarga.
Terkait itu, COO Kitong Bisa Enterprise, Ichwan, mengingatkan sinergitas sehingga warga masyarakat dapat mandiri secara ekonomi dan mewujudkan Manokwari bebas sampah.
Sementara itu Ketua Bank Sampah Birioasi, Ruth Mandosir Sroyer, mengatakan peran pengurus saat ini, yang didominasi oleh kaum perempuan, diharapkan dapat membantu pengelolaan lingkungan Biriosi, yang berada di pinggir laut, agar dapat didekati kembali oleh berbagai jenis biota laut sehingga dapat menguntungkan para warga Kampung Biriosi yang kesehariannya bermatapencaharian sebagai nelayan.
“Ke depan sampah tidak lagi dibuang ke laut tetapi dilakukan pengelolaan secara bertanggungjawab. Biriosi harus bebas sampah, semua sampah bisa dikelola dan menambah tambahan ekonomi setiap rumah tangga,” harap Ruth.(*/dixie)