Ketua Dewan Pers Prof Dr M Nuh mengatakan kualitas kemerdekaan pers di Indonesia harus ditingkatkan, karena kemerdekaan pers bukan semata untuk kepentingan pers saja, tapi juga untuk demokrasi, kehidupan berbangsa dan bernegara.
Nuh mengatakan itu dalam Webinar yang diselenggarakan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) dalam memperingati Hari Kebebasan Pers Se-Dunia, Jumat (08/05/2020).
Webinar yang diikuti para pengurus SMSI dari seluruh provinsi di Indonesia itu, yang dipandu moderator Ervik Ari Susanto itu, menghadirkan pembicara Wakil Ketua Dewan Penasehat SMSI Dr Ir M Hatta Radjasa dan Ketua SMSI Pusat Firdaus.
Nuh juga mengatakan peningkatan kemerdekaan pers harus ditopang oleh kompetensi, integritas, perlindungan, dan kesejahteraan.
Nuh menegaskan tidak mungkin pers merdeka jika tidak ada perlindungan dan kesejahteraan.
“Lalu siapa yang memberitakan pembangunan dan pengumuman pemerintah untuk bangsa ini, kalau pers kita tidak berdaya?” ingat Nuh, yang lalu mengingatkan unsur pers harus dibantu oleh pemerintah di masa pandemi Covid-19 ini.
Senada dikatakan Hatta Radjasa. Dia mengingatkan pemerintah di masa pandemi Covid-19 ini agar dapat memberi stimulus usaha kecil dan menengah, termasuk usaha bidang pers karena tidak semua perusahaan pers itu usaha besar.
“Jangan sampai ada pengecualian. Semua harus dibantu,” tutur Hatta Radjasa.
Dalam Webinar itu Ketua Umum SMSI, Firdaus, melaporkan perkembangan keanggotaan SMSI di seluruh Indonesia.
“Sekarang ini alhamdulillah keanggotaan SMSI sudah mencapai 672 perusahaan media siber. Secara administrasi semua sudah clear,” jelas Firdaus.
Dalam waktu dekat SMSI mempunyai newsroom bersama, dengan anggota dari perusahaan-perusahaan media yang berbeda-beda di Tanah Air.(***)