Pembangunan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Manokwari, Papua Barat, dikejar penyelesaiannya. Pasalnya, Lapas yang menggunakan APBN sekira Rp28 M tersebut masuk dalam proyek prioritas nasional.
“Kita percepat. Tambah tenaga kerja,” ujar Kakanwil Kemenkumham Papua Barat, Anthonius Matius Ayorbaba SH MSI, Jumat (06/09/2019).
Anthonius mengatakan ini pada pekerja pers usai peletakan batu pertama pembangunan Lapas ini oleh Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan.

Anthonius kemudian mengatakan progress pembangunan lapas ini harus dilaporkan ke Dirjen Pemasyarakat setiap pekan, di mana tiap pekan pengerjaan ditargetkan selesai liar persen.
“Posisi kita saat ini sudah 10 persen,” ungkap Anthonius lalu mengatakan kondisi ini masih lebih baik ketimbang Papua yang masih dalam proses lelang.
Salah satu faktor penghambat pengerjaan Lapas yang kontrak pengerjaannya diteken 5 Juli 2019 lalu ini adalah kontur lahan, khususnya gunung tinggi yang mencapai 62 meter di lokasi.
“Kalau tak ada gunung, progress pembangunan bisa sudah ada beberapa gedung yang berdiri,” tutur Anthonius yang mengapresiasi Pemprov Papua Barat karena mendukung penuh pembangunan Lapas ini yang, menurutnya, masih jarang ditemui di provinsi lainnya.

Menanggapi kendala gunung ini, Kepala Dinas PU Papua Barat Hery GN Saflembolo mengatakan persoalan teknis ini akan dikoordinasikan antara Pemprov dan Kemenkumham.
Sebelumnya, Gubernur dalam sambutan peletakan batu pertama mengatakan keberadaan Lapas ini memang sudah kebutuhan. Pasalnya, Lapas di Kampung Ambon Manokwari sudah ada sejak jaman Belanda.
Gubernur berharap nantinya juga ada Lapas khusus anak dan Lapas umum dewasa. Dengan demikian pembinaan bagi warga binaan Lapas bisa lebih baik, sehingga saat warga binaan ke luar Lapas mereka bisa beguna bagi keluarga, sesama, dan bangsa dan negara.(an/dixie)