Gubernur Bangka Belitung (BaBel) DR. (HC) H. Erzaldi Rosman, S.E., M.M. menegaskan sekarang adalah jaman informasi dan teknologi komunikasi. “Siapa yang tak improve, dia akan ketinggalan,” ujarnya, Kamis (12/10).
Pernyataan ini dilontarkan Gubernur dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) I Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), yang juga diikuti SMSI Papua Barat, yang digelar di Pangkal Pinang 10-12 Oktober 2017.
Gubernur mencontohkan hal itu dengan perumpaan sederhana. “Kalau saya pedagang dan anda-anda pembeli, kemudian saya sekarang menawarkan pada anda untuk membeli telex, apakah anda akan membelinya? Tidak kan? Tapi kalau saya tawarkan Android, misalnya, saya yakin anda akan berminat. Itu sekarang saya terapkan di Pemprov BaBel,” ungkap Gubernur yang tampil dengan gaya lugas dan familiar ini.
Pemanfaatan teknologi serba cepat dan instan yang bisa menjangkau pemirsa di seluruh dunia itu membuat peran media siber jadi sangat menonjol. “Bukan cuma Jakarta yang tahu, tapi dunia,” tegas Gubernur.
Untuk itu, Gubernur mengingatkan SMSI agar menerbitkan konten yang benar-benar bisa dipertanggungjawakan, serta bisa menepis hate speech (ujaran kebencian) serta hoax yang belakangan marak di tanah air.
“Media massa, apalagi media siber, punya kekuatan sangat dahsyat. Banyak positifnya, banyak pula negatifnya jika tak terkontrol. Itu sebabnya saya sangat mendukung SMSI karena menghimpun perusahaan penerbit media siber di seluruh Indonesia, yang bisa membantu mengantisipasi hal-hal yang bisa menjurus ke perpecahan persatuan dan kesatuan kita,” tegas Gubernur.
Kedatangan Gubernur BaBel di ajang Rapimnas I SMSI itu diwarnai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding antara Pemprov BaBel oleh Gubernur dengan SMSI BaBel oleh ketuanya Nico Alpiandy, disaksikan Ketua Umum SMSI, Teguh Santosa, terkait kegiatan-kegiatan dan program-program menyangkut pemerintahan di BaBel.
Sebelumnya, Ketua Umum SMSI Teguh Santosa menyampaikan SMSI saat ini beranggotakan lebih dari 600 perusahaan penerbit media siber di 27 dari 34 provinsi di Indonesia.
Dari 600 perusahaan itu, sudah sekira 200 yang terverifikasi sesuai standar Dewan Pers, sedangkan sisany amasih melengkapinya.(dixie)