Stok Pangan Program MBG dan Kebutuhan Masyarakat di Kaimana Masih Aman

Ketersediaan pangan produksi petani lokal di Kabupaten Kaimana, Papua Barat, masih aman untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari maupun program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kaimana, Alexander Furay, pada papuakini.

Dikatakan, tak hanya sayur mayur segar, namun umbi-umbian yang dihasilkan petani masih dalam posisi aman untuk memenuhi kebutuhan di Kabupaten Kaimana.

Dia mengaku belum ada petunjuk jelas terkait peran dari dinas yang dipimpinnya itu dalam program MBG, namun pihaknya tetap eksis untuk memberikan data pangan lokal di Kaimana.

Selain menyediakan data pangan, pihaknya juga rutin melakukan pemeriksaan demi memastikan apakah pangan lokal tersebut layak untuk dikonsumsi atau tidak.

“Di kita ada namanya bidang konsumsi dan dan keamanan pangan. Bidang ini secara berkala memeriksa produk tanaman segar ke laboratoriun di Bandung untuk memastikan apakah aman atau tidak untuk dikonsumsi,” jelasnya.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, sejauh ini produksi pangan lokal di Kaimana masih aman dan tidak mengandung bahan berbahaya seperti kandungan formalin dan lain sebagainya.

Sementara. terkait jumlah hasil produksi lokal, ditangani oleh bidang distribusi dan ketersediaan pangan. Bidang ini menganalisis ketersediaan produk pangan lokal di Kabupaten Kaimana.

“Di bidang ini, ada neraca pangan yang dibuat, termasuk bagaimana kecukupan energi untuk masyarakat. Ada pula data lengkap tentang stok komoditi bulanan di Kabupaten Kaimana,” bebernya.

Berdasarkan data, di Kaimana terdapat 22 komoditi sayur-sayuran dan 6 komoditi umbi-umbian. Untuk sayur segar, produksi bulanannya paling tinggi 5 ton per komoditi dan paling rendah ratusan kilogram.

“Jumlah ini kalau untuk kebutuhan masyarakat cukup, tetapi kalau digabung dengan MBG bisa habis. Untuk itu, kita akan menghitung lagi berapa banyak kebutuhan MBG per bulan yang harus disediakan,” ujarnya.

Dia menyebut, sebagai langkah antisipasi, maka pihaknya telah menetapkan zona sayur dengan memperbanyak kelompok tani.

Kelompok-kelompok tani ini telah menaikkan produksinya, sehingga sejauh ini ketersediaan sayur tidak habis dalam pelaksanaan program MBG di Kaimana.

“Kami tahun depan akan buat kampung-kampung penyangga. Jadi setiap kampung harus punya kebun padi dua hektar,” tutupnya. (yos)

 

 

Previous articleGubernur Papua Barat Resmikan Kantor Distrik Fakfak Tengah
Next articleResmikan KPHP Fakfak, Gubernur Papua Barat Ingatkan Pengelolaan Hutan