Kampung Pera Pera, 52 KK, 6 Genset, Air Tadah Hujan

Kampung Pera Pera, Distrik Taroy, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, dihuni 52 KK yang semuanya berprofesi nelayan.

“Kami di sini tak ada aliran listrik, pakai air tadah hujan, dan jaringan telekomunikasi seluler sangat minim,” ujar Kepala Kampung Pera Pera, Abdul Kadir Nabi, pada papuakini.co, akhir April 2019 lalu.

Dia mengatakan dulu sempat ada penerangan listrik tapi kini tidak lagi karena kerusakan instalasi kabel listrik. Dia tak ingat pasti kapan kerusakan itu terjadi.

Kondisi ini menyulitkan siswa yang harus belajar, terutama kala menghadapi ujian sekolah baru-baru ini. “Terpaksa pakai pelita (lampu botol, red),” ungkapnya, lalu mengatakan ada enam KK yang memiliki genset.

Untuk air bersih, warga kampung pemekaran Kampung Taroy ini mengandalkan air tadah hujan, sedangkan untuk mandi dan cuci memakai air parit yang airnya keruh.

Urusan telekomunikasi seluler, warga harus pergi ke tempat-tempat tertentu, seperti di dermaga jetty kampung.

Untuk pergi ke kampung yang jalannya masih titian kayu itu hanya bisa dengan transportasi perairan, seperti longboat milik warga. Jarak tempuhnya dari ibukota Teluk Bintuni sekira dua jam.

“Ongkos per orang Rp200 ribu. Kalau charter Rp1-2 juta,” tuturnya, lalu mengatakan harga BBM Rp15 ribu per liter di kabupaten yang kaya sumberdaya gas alam cair (LNG) itu.

Dia sangat berharap pemerintah bisa memberi perhatian khusus pada kampung yang menerima ADD Rp220 juta di 2018 itu.

“Saya berharap pemerintah daerah tolong lebih diperhatikan lagi, agar masyarakat di Distrik Taroy, lebih khusus Kampung Pera pera dapat hidup lebih layak,” tutup Abdul.(cpk6/dixie)

Previous articleSoroundauni, Kampung 11 KK Dengan 8 Rumah
Next articleHarlah ke-96, NU Ingatkan Islam Damai dan Toleran