Panen dini sekira 12 hektar sawah terpaksa dilakukan petani di SP1 , Distrik Warmare, Kabupaten Manokwari, Papua Barat karena serangan hama Wereng intensitas berat.
Selain itu, sekira 46 hektar yang terkena serangan intensitas ringan dilakukan upaya pengendalian.
“Hama menyerang sejak dari umur 35 hari,” ujar Ketua Kelompok Tani Mudi Makmur, SP 1, Radiman.
Dia mengatakan yang terjadi selama ini adalah masalah pengendalian.
“Petani sudah melakukan semampunya. Terkadang kita sudah lapor ke petugas tapi belum ada tindakan. Mestinya penanganan sejak dini. Ketika sudah meluas seperti saat ini, barulah ada penanganan,” keluhnya.
Sementara itu, Kadis Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Manokwari, Kukuh Saptoyudo, mengatakan sudah bekerja sama dengan Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Papua Barat untuk melakukan pengendalian wereng batang coklat.
Kukuh mengakui hasil panen dini 12 hektar sawah itu tidak optimal. “Harus dilakukan agar petani tidak mengalami kerugian total,” tutur Kukuh di sela peninjauan hama di lokasi.
Dia juga mengatakan semestinya saat hama wereng mulai menyerang harus segera dilaporkan. Jika tidak, akan jadi sumber penularan di tempat lain. Begitupun jika penanaman tidak dilakukan serempak, maka pengendalian tidak bisa berjalan efektif.
Wakil Bupati Manokwari, Edy Budoyo yang turut meninjau kondisi sawah itu mengaku sangat prihatin, karena sawah sudah mendekati masa panen.
“Hama ini penanganannya harus secara teliti, karena hama ini bersembunyi di batang bagian bawah. Jadi menyemprotnya harus dari bawah,” ungkapnya.
Wabup lalu meminta dinas terkait untuk mengumpulkan petani di SP1 dan SP2 agar ke depannya penanaman dapat dilakukan serempak, sehingga pengendalian hama efektif.
“Nanti kepala dinas pertanian akan kumpulkan para petani supaya ada kesepakatan untuk tanam bersama. Kalau seandainya ada yang tetap membandel, kita akan berikan sanksi,” tandasnya.(cpk2/njo)