Oleh: Nico Dimo
Meski pada pertandingan awal pembukaan GoJek Liga 1 2018 tim yang bermarkas di Stadion Marora, Serui, Papua ini dipaksa menyerah 1-0 oleh tim Persebaya, namun secara mental anak-anak kota kembang ini sangat menjanjikan.
Penampilan menyeluruh tim Perseru asuhan coach anyar mereka, I Putu Gede, mampu membuat setiap penonton Persebaya dengan julukan Bajul Ijo ( Bonek) yang memadati stadion milik Persebaya, Gelora Bung Tomo, terlihat mulai tertekan dalam memberi support dukungan yel yel.
Pressure dan determinasi yang diperagakan Lukas Mandowen dan rekan-rekannya terhadap upaya dari pergerakan dan penguasan bola yang coba dibangun pemain Persebaya terlihat mampu terus digagalkan anak-anak asuh coach I Putu Gede secara berjenjang, dan mereka mampu meredam penuh variasi melalui pertahanan yang dinamis.
Buktinya, 45 menit babak pertama gawang Perseru tetap aman dari gocekan dan terobosan pemain depan Persebaya. Ini memberi warna bahwa Perseru Serui membuktikan dirinya bahwa untuk kompetisi musim 2018 ini mereka akan membuat kejutan besar bagi tim-tim yang akan berdatangan ke stadion Marora Serui.
Penanganan tim milik rakyat Kepulauan Yapen ini memberitahu para Fans dan pendukung setianya, bahwa Perseru kini berbeda dengan tim sebelumnnya. Karena kini Perseru bermain dengan rohnya tetap berakar pada kecepatan dan pressure yang tak membiarkan lawan untuk berpikir dan mengolah si kulit bundar dalam hitungan menit.
Kami kini berkualitas. Kami kini memiliki roh dan kami memiliki mental tanding yang tak kalah dengan tim-tim papan atas.
Escobar, Lukas Mandowen, Yohanis Nabar serta Kunihiro Yamashito dan Jalaini Raey memberi angin segar bahwa tim ini sudah menemukan bentuk kerangka tim, dan mempunyai style main yang siap dipersembahkan ketika tampil di kandangnya, stadion Marora Serui.
“Membunuh sebelum dibunuh” adalah senjata ampuh yang terlihat tim ini akan pergunakan. Karena itu, meski kalah 1-0 saat bertemu Persebaya di awal kompetisi, dari segi permainan Perseru Serui tampil ekslusif dan sedikit pun tak membiarkan lawan bebas menerima bola dan memainkan dengan leluasa.
Tentu ada pekerjaan rumah bagi coach I Putu Gede, terutama membenahi lini belakang timnya, lebih memiliki disiplin dalam sisi konsentrasi.
Yang kedua lebih memberi penekanan pada pemain dari barisan tengah untuk mendukung pemain Silvio Escobar dan Yohanis Nabar dengan permainan bola yang terukur dan teroganisasi, tanpa harus memaksa menerobos pertahanan lawan dengan menonjolkan permainan individual atau perorangan.
Yang ketiga, tinggalkan permainan bola-bola long pass yang terlihat saat melawan Persebaya yang sering diperagakan pemain belakang dan tengah Perseru. Memaksakan kehendak, tanpa memikir untung rugi, karena terlihat bola long pass kebanyakan jatuh di kaki dan kepala lawan, yang menggunakannya untuk melakukan serangan balik.
Ingat pertahanan yang baik adalah penyerangan yang baik. Jika skema bertahan dan skema menyerang dilakukan mengutamakan permainan tim, maka akan melahirkan kualitas atau merk yang pada akhirnya menghadirkan sebuah kemenangan.
Semoga. Bravoo Perseru!!!!
(Penulis adalah pengamat bola Papua,
Mantan kiper Perseru era 79,
Kiper Persipura 80an,
Asisten Manager Timnas 2012.)
Catatan redaksi:
Perseru akan menjamu PSM Makassar di Stadion Marora, Sabtu, 31 Maret 2018.
Perseru saat ini ada di peringkat 16 dari 18 sedangkan PSM ada di peringkat 3 klasemen sementara.