Pasangan calon tunggal Pilkada 2024 Papua Barat, Drs Dominggus Mandacan MSi dan Mohamad Lakotani SH MSi (Doamu), menang telak di Pilkada 2017.
Saat itu, kala Papua Barat Daya belum mekar dari Papua Barat, Doamu diusung Nasdem, PAN, PDIP, PKPI, dan Perindo. Doamu menghadapi dua pasangan calon di Pilkada 2017, yaitu pasangan Irene Manibuy dan Abdullah Manaray (ImAn) serta pasangan Stepanus Malak dan Ali Hindom.
Hasilnya, seperti diberitakan papuakini pada 27 Februari 2017, rapat pleno KPU Papua Barat menetapkan pasangan Dominggus Mandacan dan Mohamad Lakotani meraih 305.538 (58,62%) suara, Irene Manibuy dan Abdullah Manaray (ImAn) mendapatkan 78.236 (15,01%) suara, dan Stepanus Malak dan Ali Hindom mengoleksi 137.484 (26,38%) suara.
Kini, di Pilkada 2024, Doamu Jilid 2 didukung 18 parpol, alias seluruh parpol peserta Pemilu 2024, sekaligus jadi satu-satunya pasangan calon tunggal pemilihan gubernur dan wakil gubernur di seluruh Indonesia. Berapa banyak perolehan suara yang bisa digapai?
Target yang ditetapkan tim koalisi 18 parpol pendukung Doamu Jilid 2 adalah 80 persen. Realistis kah angka tersebut? Bila melihat data Pilkada 2017, target tersebut sangat mungkin tercapai bahkan terlampaui.
Hal ini juga jadi perhatian calon wakil gubernur Papua Barat, Mohamad Lakotani, saat memberi arahan dalam Rapat Tim Koalisi 18 Partai Pengusung Doamu Jilid II di Manokwari pada 22 September 2024.
“Kemenangan itu sudah di depan mata, tapi tentu tak boleh mendahului kehendak Tuhan. Tak boleh takabur. Manokwari jadi tolok ukur ya, minimal 90 persen,” ujar Mohamad Lakotani.
Untuk itu, tim koalisi diajak berhitung cermat dengan menyiapkan program kerja terukur untuk dikerjakan bersama dalam masa kampanye, dengan harapan target umum 80 persen tersebut bukan cuma tercapai tapi terlampaui.
Mohamad Lakotani dalam pertemuan itu juga mengingatkan tim koalisi mematuhi aturan-aturan terkait kampanye, termasuk pendanaan kampanye dan pelaporan relawan-relawan ke KPU Papua Barat. “Ingat waktunya sudah mepet,” pesan Mohamad Lakotani. (an/dixie)