Raker dan penguatan ideopolitor (ideologi politik dan organisasi) pimpinan wilayah Muhammadiyah dan Aisyiyah Papua Barat bergulir di Manokwari, 12 Januari 2024.
Dalam kegiatan yang dibuka Penjabat Gubernur Papua Barat, Drs H Ali Baham Temongmere MTP, tersebut Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Papua Barat, Dr Ir H Mulyadi Djaya MSi, membeberkan singkat masuk dan berkembangnya Muhammadiyah di Papua Barat.
Hal itu berawal di tahun 1940, kala Raja Umbati XVI, Haji Ibrahim Bauw, singgah di PP Muhammadiyah di Jogjakarta usai menunaikan ibadah Haji dan menempuh pendidikan selama setahun di Mekkah. Di Jogjakarta beliau menerima amanat bagaimana Muhammadiyah bisa mencerahkan di Papua Barat.
“Beliau terima amanat itu dan sekarang yang kita lihat adalah hasil karya Haji Ibrahim Bauw,” tutur Mulyadi Djaya dalam kegiatan yang turut dihadiri Kepala Suku Besar Arfak, Drs Dominggus Mandacan MSi.
Tokoh yang berasal dari kawasan Selatan Papua ini awalnya mengembangkan pendidikan di Papua Barat, di mana sekolah agama pertama di Papua ada di Fakfak, yang sekarang jadi madrasah
“Beliau bukan cuma bangun masjid di Fakfak, tapi juga gereja-gereja yang ada di sekitarnya. Ini yang kita lanjutkan yang menyentuh grassroot masyarakat,” beber Mulyadi Djaya.(an/dixie)