W20 dan Y20 Penting Karena G20 Kuasai Lebih dari 50 Persen Ekonomi Dunia

Kota Manokwari di Papua Barat kini sedang menjadi tuan rumah kegiatan W20 (Women20), salah satu side event G20. Pekan depan, Manokwari juga akan jadi tuan rumah side event Y20 (Youth20).

Sejumlah masyarakat belum paham dengan dua kegiatan ini, dan apa signifikansinya bagi Indonesia, khususnya Papua Barat.

Menurut Wakil Ketua Panitia Pelaksana, Prof Dr Charlie D Heatubun SHut MSi, G20 atau Group of Twenty merupakan organisasi 19 negara ekonomi terkuat di dunia, termasuk Indonesia, ditambah satu organisasi kumpulan negara, Uni Eropa.

“Mereka kuasai lebih dari 50 persen perekonomian dunia,” ujar Charlie Heatubun.

G20 setiap tahun mengadakan pertemuan. Dan setiap tahun pula kepemimpinan G20 berpindah dari satu negara anggota ke negara anggota lainnya.

Di 2022 kepemimpinan atau Presidensi G20 itu ada di Indonesia.

Dalam G20 ini, beber Charlie D Heatubun, ada working group, yang lebih banyak bicara sektor ekonomi, dan engagement group, yang membahas berbagai hal sosial yang dihadapi penduduk dunia saat ini.

Salah satu engagement group itu adalah W20 yang secara khusus bicara terkait masalah perempuan, kesetaraan gender, pengembangan kapasitas perempuan, perekonomian perempuan, pendidikan perempuan, dan mengatasi kekerasan rumah tangga.

“Khusus di (W20) Manokwari yang dibicarakan terkait isu perempuan pedesaan karena negara kita dan di Tanah Papua banyak masyarakat yang tinggal di kampung. Kita juga melihat kenyataan ekonomi keluarga masyarakat di desa didukung oleh para perempuan. Makanya ini isu yang sangat penitng untuk dibahas,” beber Charlie D Heatubun.

Selain itu, W20 Manokwari juga membahas perempuan dengan disabilitas dan difabel yang punya kebutuhan khusus. “Kita ingin kesetaraan antara perempuan normal dengan yang, bisa kita katakan, (perempuan) penyandang cacat,” ungkap Charlie D Heatubun.

Khusus engagement group Y20 yang dijadalkan bergulir di Manokwari mulai pekan depan, akan dibahas isu kepemudaan terkait inklusi, ekonomi berkelanjutan dan toleransi antar umat beragama, antar suku bangsa.

“Kita juga lihat di bumi ada keanekaragaman hayati yang harus kita lindungi dan lestarikan, agar terdapat bumi yang layak huni bagi masa depan generasi penerus anak cucu kita,” tandas Charlie D Heatubun.(an/dixie)

Previous articleW20 Manokwari Bakal Jadi Trigger Penanganan Masalah Perempuan, Anak, dan Disabilitas
Next articleSAR Manokwari Evakuasi Mayat Bayi Laki-laki di Perairan Sowi