Selama perjalanan kampanye dari kampung ke kampung di semua distrik yang ada di Kabupaten Kaimana, hanya Karawawi yang membuat Fredi Thie meneteskan air mata.
Tangisan calon Bupati Kaimana itu pecah ketika melihat langsung kondisi kehidupan dan perumahan masyarakat di tempat ini saat melakukan kampanye tatap muka di pemukiman yang masuk dalam wilayah pemerintahan kampung Nusaulan Distrik Buruway itu.
Tak hanya Fredi Thie, salah satu juru kampanyenya, Imanuel Rahael dan rombongan yang turut serta dalam perjalanan ini terlihat turut menitikkan air mata.
Mengapa tidak, perumahan penduduk yang ada di tempat ini dibuat dengan bahan seadanya di atas pasir. Masjid mereka yang terbuat dari dinding bambu dan beratapkan daun sagu berdiri kokoh di di tengah kampung.
Menurut keterangan warga setempat, bahan-bahan seperti balok dan papan yang mereka gunakan untuk mendirikan rumah sederhana itu diambil dari dapur mereka di rumah lama yang berada di kampung Nusaulan.
Mereka pindah ke tempat ini sudah satu tahun lebih lamanya, namun belum mendapatkan perhatian yang baik dari pemerintah. Oleh sebab itu, mereka berharap ke depan setelah pasangan Terkabul diberikan amanah, maka ada perhatian yang diberikan kepada mereka baik perumahan layak huni maupun pemekaran kampung sendiri.
Menjawab keluhan tersebut, Fredi Thie mengatakan tidak ingin berjanji namun setelah melihat kondisi yang ada di Karawawi maka jika Tuhan berkehendak dan rakyat memberikan amanah, maka dirinya akan membangun rumah layak huni kepada masyarakat di tempat ini.
Bukan hanya itu, calon bupati nomor urut satu ini juga mengatakan bahwa permintaan masyarakat setempat sesuai dengan visi misi dan program aksi dari pasangan Terkabul yang di dalamnya terdapat pemekaran kampung. Termasuk menyediakan sarana transportasi kapal perintis.
“Kami juga akan menyediakan transportasi laut berupa kapal perintis dan membuka pusat perekonomian di distrik. Dengan demikian, bapa mama dong punya hasil yang ada di sini bisa dijual keluar dan tidak perlu lagi memikirkan biaya bensin untuk turun ke kota,” kata pria kelahiran Kaimana ini.
Pantauan papuakini, setelah makan siang dan menyampaikan visi misi serta program aksi, Fredi Thie dan rombongan kemudian diantar warga menuju ke speedboat di tepi pantai untuk melanjutkan perjalanan dengan tarian dan tangisan.
Ada diantara mereka yang bahkan menangis histeris saat speed yang ditumpangi Fredi Thie dan rombongan hendak bertolak dari pantai Karawawi. Semua yang ada didalam speed terdiam dengan mata berkaca-kaca sambil melambaikan tangan ke arah warga yang masih berdiri ditepi pantai.(yos)