Kapolda Papua Barat, Irjen Pol Tornagogo Sihombing meminta dukungan para tokoh agama di Manokwari untuk membantu pemerintah menegakkan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19, juga menangkal isu rasisme yang dapat memecah belah bangsa.
Kapolda mengatakan itu dalam pertemuan para Pejabat Utama (PJU) Polda Papua Barat dengan para tokoh agama di Manokwari, Selasa (23/6/2020).
“Kami lagi fokus tangani Covid-19, tapi kalau ada isu lain seperti rasisme yang membuat pikiran bercabang, itu justru berubah menjadi kamtibmas yang terganggu. Ini harus kita tangani bersama,” ujar Kapolda dalam pertemuan di lobi utama Polda Papua Barat.
Kata dia, di Papua, persoalan rasisme membuat tokoh agama memberikan pernyataan yang akhirnya masuk dalam pusaran politik, hukum dan lain lain.
“Saya tidak bandingkan, tapi memang di Papua ada persoalan yang harus diselesaikan termasuk Papua Barat, ” ungkapnya
Kapolda lalu bersyukur karena 6 bulan di Papua Barat diberikan anugerah dengan naiknya tipologi Polda Papua Barat dari B ke A. Itu semua karena doa para tokoh lintas agama.
“Kami merasa betul-betul diberkati dalam memimpin Polda ini. Perubahan tipologi ini menghendaki satu konsekuensi peningkatan pelayanan masyarakat. Itu ukurannya. Bagaimana kami bisa melayani masyarakat dengan baik,” ungkapnya.
Jelang HUT ke 74 Bhayangkara pada 1 Juli, Kapolda meminta saran dan kritik dari para tokoh untuk menjadi pembenahan ke depan agar Polri lebih baik lagi.
“Jangan sungkan berikan informasi yang benar-benar dapat dirasakan masyarakat,” tandasnya.

Soal ini, Ketua FKUB Papua Barat, Pdt Sadrak Simbiak mengatakan, para tokoh agama telah memberi imbauan soal itu.
“Saya sempat diwawancarai, saya bilang kita punya tanggung jawab dan juga panggilan. Penting dari itu adalah kemuliaan Tuhan, dan kemuliaan Tuhan itu didapati saat kita menghargai dan menghormati,” ungkapnya.
Dia berharap tokoh agama bisa bersama-sama Polda Papua Barat mengawal kepentingan masyarakat Papua Barat.
“Kami tokoh bukan pakar, tapi ketokohan ini jadi penting untuk didengar umat. Selain keteladanan, kami berikan edukasi-edukasi moral. Kami juga mohon maaf kalau umat Tuhan banyak yang buat pusing,” terangnya.
Soal protokol kesehatan, lembaga keagamaan sudab menyurati seluruh umat untuk perhatikan imbauan pemerintah.
“Tidak ada niat sama sekali dari lembaga keagamaan untuk tidak ikuti anjuran. Kami terus bersinergi karena ini juga bagian dari tanggung jawab kami, baik sosial maupun moral di tengah pandemi,” terangnya.(njo)