Cerita Kapten KM Surya Express Sebelum Kapal Tenggelam di Saukorem

Cerita Kapten KM Surya Express Sebelum Kapal Tenggelam di Saukorem
Kapten KM Surya Express, Markus Londong.

KM Surya Express karam di perairan laut antara Distrik Saukorem dan Masni, Jumat malam kemarin. Berikut penuturan kapten kapal tersebut, Markus Londong, tentang kejadian tersebut pada papuakini.co, usai pemeriksaan medis di RSAL Manokwari, Sabtu (21/03/2020)

17 kru kapal dan satu pengawas kapal yang antara lain memuat bahan bangunan, tianh pancang dan truk molen itu bertahan di lambung kapal sekira 3 meter di atas permukaan air sejak Jumat malam hingga Sabtu pagi sebelum akhirnya dievakuasi tim SAR dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Manokwari.

Kapal itu berlayar dari Surabaya tujuan Sorong – Manokwari. Dari Surabaya menuju Sorong, kapal dalam keadaan baik-baik saja. Setelah melepas sebagian material di Sorong, pada 19 Maret kapal melanjutkan perjalanan menuju Manokwari.

Pada 20 Maret 2020 di sekitar perairan Saukorem, sekira pukul 18.00 WIT, ABK kapal melaporkan kapal dalam keadaan miring.

Dia lalu mengarahkan kapal ke tepian sekira pukul 18.40 WIT. Sekira pukul sampai 19.45 WIT kapal pun melego jangkar.

Cerita Kapten KM Surya Express Sebelum Kapal Tenggelam di Saukorem
Kru KM Surya Express saat diperiksa tim medis RSAL Manokwari.

Kapal kemudian diterjang ombak besar sampai haluan kapal berputar. Jangkar pun putus.

Saat itu kemiringan kapal sudah lebih dari 10 derajat. Situasi makin suram setelah aliran listrik kapal padam.

Dia lalu menginstruksikan tidak ada ABK yang diperbolehkan meninggalkan kapal karena kapal sudah di perairan dangkal.

Tapi ada satu kru yang melompat ke laut saat listrik padam. Kru itu belakangan berhasil ditemukan selamat oleh KN Kumbakarna yang meluaskan radius pencarian.

Saat itu kapal kemudian mulai tenggelam dalam keadaan miring, yang membuat lambung kanan kapal mencuat sekira tiga meter di atas permukaan laut.

[irp]

Mereka bertahan di lambung kapal sampai pagi. Setelah pagi mereka berenang ke arah pantai dengan mengenakan life jacket.

Untungnya, belum sampai darat, sinyal Emergency Position-Indicating Radio Beacon yang mereka aktifkan saat kapal dalam keadaan darurat diterima Basarnas. Tim SAR berhasil menemukan mereka, lalu mengevakuasi para kru secara bertahap ke daratan.

Mereka kini diinapkan di mess PT Dias Sinar Abadi, perusahaan pemilik barang yang diangkut kapal tersebut.(njo)

Previous articlePWI Peduli Galang Dana untuk Perangi Covid 19
Next articleMeski Ditunda, Kubu Lambert Jitmau Optimis Menang Musda Golkar Papua Barat