Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri dari Makassar membongkar makam Adolof Athabu dan Hans Rivaldo Konjol untuk diotopsi atas permintaan keluarga, Jumat (5/3).
Keluarga Adolof, warga kampung Kamisabe Distrik Moswaren, Kabupaten Sorong Selatan menduga almarhum meninggal karena dibunuh bukan karena jatuh.
Menurut mereka, saat di rumah sakit, usai jazad dimandikan, mereka melihat ada tiga bekas luka yang diduga akibat sabetan parang di kepala, bagian yang terlihat seperti bekas dihantam benda tumpul, lalu tusukan dari belakang tembus perut.
“Kaki juga patah. Jadi keluarga menduga dibunuh, bukan jatuh,” tegas Wempi Way, anggota keluarga Adolof.
Almarhum Adolof Athabu ditemukan di dalam jurang dengan dugaan awal karena kecelakaan lalu lintas 17 Februari 2018 lalu, di kampung Siribau Distrik Teminabuan Sorong Selatan.
Sementara itu, almarhum Hans Rivaldo Konjol, warga kampung Wersar Distrik Teminabuan Kabupaten Sorong Selatan Papua Barat, meninggal dunia dengan dugaan awal lakalantas pada 29 Maret 2018 lalu di depan SMP Negeri 1 Teminabuan.
Orangtua korban, Karel Konjol, mengatakan ada kejanggalan dengan kematian anaknya.
Korban, katanya, tidak mengalami lecet, melainkan kedua kaki patah , kepala bagian belakan pecah dan bagian dagu bengkok.
Sementara itu, Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Suku Tehit, Sorong Selatan, Philipus Momot, mendesak kepolisian mengungkap kasus tersebut.
“Dan segera menangkap serta menghukum pelaku pembunuhan sesuai perbuatannya,” tandasnya.(wil/dixie)