Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan memerintahkan pelibatan aktif honorer di OPD masing-masing. Pasalnya, Gubernur menilai kurangnya pemberdayaan para honorer merupakan salah satu penyebab minimnya kehadiran mereka,
“Banyak masalah dihadapi honorer. Salah satunya tidak diberdayakan oleh pimpinan OPD. Ini yang antara lain membuat mereka malas masuk kantor,” ujar Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, Senin (16/4).
Gubernur juga mengingatkan mahalnya transportasi ke perkantoran gubernur di Arfai, yang butuh ongkos Rp35-50 ribu per hari jika honorer tidak memiliki kendaraan sendiri dan berdomisili di kawasan perkotaan Manokwari.
“Gaji mereka habis untuk bayar transportasi setiap hari. Harga ojek kota ke Arfai bisa 30-50 ribu. Jadi tolong perhatikan itu. Apa yang saya bicara, kepala dan staf harus tanggap, jabarkan serta laksanakan,” ingat Gubernur.
Salah satu solusi mengatasi hal ini adalah pelibatan aktif honorer sesuai bidangnya. “Libatkan mereka, supaya mereka mendapatkan penghasilan tambahan. Apalagi hononer banyak yang sarjana, namun selama ini tidak dilibatkan,” tutur Gubernur.
Gubernur lalu menegaskan agar jangan ada pemotongan upah honorer tanpa ada alasan jelas. “Ada laporan honorer soal itu ke saya. Gaji honor mereka jangan dikurangi tanpa alasan yang jelas. Saya minta gaji honor mereka tetap dibayar. Kalau tidak (dibayar), tolong laporkan ke saya supaya bisa ditindak tegas,” tandas Gubernur.(cpk1/njo)
- Kerjasama dengan Bagian Humas Setdaprov Papua Barat