Warga Kampung Maisepi, Distrik Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari, meminta pemerintah memindahkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang ada di Kilo 3 Kampung Maisepi.
Sekretaris Kampung Maisepi, Dolfi Indouw mengatakan Kampung Maisepi lebih dulu ada dibanding TPA sampah.
Keberadaan TPA itu kini menjadi hal yang mengancam kesehatan masyarakat Kampung. Pasalnya, tidak hanya aroma yang tidak mengenakkan, lalat juga juga meresahkan warga kampung.
“Lalat dalam jumlah banyak biasanya setelah hujan. Ini sangat mengganggu kenyamanan dan kesehatan. Sudah lama kita sampaikan ke pemerintah soal lalat dan bau sampah. Kami maunya lalat itu dikurangi dan penyemprotan di lokasi sampah, atau berikan ke kami untuk kami lakukan pemusnahan di pemukiman,” tuturnya, Senin (19/3).
Kata dia, pemerintah perlu memberikan bantuan untuk membunuh lalat. Apalagi lalat dalam jumlah banyak itu berasal dari TPA sampah yang tentu membawa bakteri atau menjadi sumber penyakit.
“Selain Kampung Maisepi, TPA sampah juga dekat dengan perkantoran gubernur. Maka, kalau persoalan ini, pemerintah baik kabupaten maupun provinsi juga harus sama sama memperhatikan,” ungkapnya.
Yosi Dowansiba, salah satu IRT di Kampung Maisepi mengaku cukup susah mengatasi banyaknya lalat.
“Kalau mau makan, kita usir dulu lalat sampai keluar dari rumah, kemudian tutup pintu, baru makan. Untungnya, di setiap rumah ada lemari makan yang berasal dari program dana kampung,” ungkapnya.
Terpisah, Plh Kepala Badan Lingkungan Hidup Manokwari, Sumedi mengatakan, keberadaan TPA sampah di situ sudah melalui kajian.
“Keberadaan TPA itu sudah melalui kajian dan lahannya sudah dibayar pemerintah pusat sejak awal dibangun. Kalau mau pindah tempat, harus ada kajian lagi dan pindah tempat juga tidak gampang,” tandasnya. (njo)