Hingga kini kesadaran masyarakat Distrik Yamor untuk menyekolahkan anak mereka terbilang masih rendah. Hal itu dikemukakan Jamsul Runtuk, S.Sos, M.Si, Kepala Distrik Yamor, kepada papuakini.co, Rabu (3/1).
Menurutnya, pemerintah daerah sejauh ini telah menyediakan fasilitas pendidikan yang memadai termasuk tenaga guru. Hanya saja, sebagian orang tua belum menyadari benar pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka.
“Terus terang saya sangat prihatin dengan kondisi ini. Contohnya di waktu yang seharusnya anak masuk sekolah, malah dibawa oleh orangtua pergi ke dusun untuk mencari makan hingga berminggu-minggu,” tuturnya.
Melihat persoalan ini, sebagai wakil pemerintah daerah di Distrik Yamor, dia telah berulangkali bertemu dan mengimbau orangtua murid, tetapi tidak digubris sehingga kondisi ini masih saja terjadi sampai saat ini.
“Sekarang ada program Satap (Sekolah Satu Atap). Di Kabupaten Kaimana Distrik Yamor ditunjuk sebagai daerah yang pertama menjalankan program ini. Dalam program ini, SD di tiap kampung hanya menyekolahkan anak sebatas kelas 3 SD, kemudian anak tersebut pindah dan melanjutkan pendidikan dari kelas 4 sampai lulus SMA di ibukota distrik,” terangnya.
Selama menempuh pendidikan di distrik, anak tersebut tinggal dan dibina dalam pendidikan berpola asrama. Dalam artian, soal makan, minum dan pakai sampai tempat tinggal ditangung pemerintah.
“Kita berharap ke depan program ini dapat membantu anak-anak kita, khususnya di Distrik Yamor, serta dapat mengubah pola pikir orangtua mereka. Dengan demikian, anak-anak kita yang ada di tempat ini dapat maju dan berkembang dari segi SDMnya,” tutur Jamsul.
Di samping itu, peran serta semua pihak terkait sangat dibutuhkan untuk saling menopang dalam memajukan pendidikan di daerah ini. Intinya, orangtua jadi guru pertama dalam membina anak.(cpk3)