Pdt Dortje Rahakbauw dan Ketua Panitia Marselino Kapatog dan pemuda elim Rasiei saat pose bersama di depan gedung gereja Elim, Rasiei.(asa)
WONDAMA — Jemaat Elim Rasiei, klasis Wondama, menggelar lomba sepak bola mini putra-putri menyongsong HUT ke-38 gereja tersebut.
“Lomba ini bukan hanya mencari siapa pemenang dan siapa yang kalah, namun yang lebih penting adalah merangkul pemuda-pemudi agar terhindar dari hal-hal yang merusak moral masa depan mereka,” kata Ketua Jemaat Pdt Dortje Rahakbauw, Jumat (9/12)
[yop_poll id=”4″]
Dia menegaskan, pemuda merupakan tulang punggung gereja dan bangsa, yang harus dirangkul sejak dini agar tidak terpengaruh hal-hal negatif.
“Selain lomba sepakbola mini, juga ada lomba cerdas cermat Alkitab, lomba keindahan membaca Alkitab,” tambah Ketua Panitia HUT Gereja Elim Rasiei, Marselino Kapatog.(asa)
MANOKWARI — Sekprov Drs Nathaniel Mandacan menyatakan tersinggung karena tim Kajari Manokwari membawa senjata saat melakukan penggeledahan terkait kasus Parlemen TV di Deprov PB, Jumat (9/12).
“Saya tersinggung. Kenapa bawa senjata walau laras ke bawah. Masyarakat anggap apa. Jangan bawa senjata,” ujar Sekprov dalam konferensi pers bersama Ketua Deprov PB, Pieters Kondjol, dan Kajari Manokwari, Agus Joko Santoso S.H., di Deprov PB, Jumat (9/12).
Sekprov kemudian mengingatkan bahwa Sekretariat Deprov PB ada di bawah Sekretariat Pemprov PB. Dengan begitu, seyogyanya penggeledahan diberitahukan ke Pemprov PB. “Ini tidak ada pemberitahuan,” tegasnya.
Sekprov juga menegaskan jika kasus yang hendak dicari adalah piring, maka ambilah piring itu, jangan sendok, garpu, dan bumbu dapur. “Kalau diambil semua, mau masak bagaimana?” ungkapnya.
Pernyataan ini terkait dengan sempat disitanya berkas APBD tahun anggaran 2014, 2015, dan 2016. Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Deprov PB Pieters Kondjol menyatakan, anggaran Parlemen TV ada di perubahan APBD 2015. Tidak di tahun anggaran lain.
Pernyataan Kondjol itu sekaligus menepis kabar di luaran bahwa anggaran Parlemen TV dilakukan lebih dari satu kali.(***)
Kajari Manokwari Agus Joko Santoso S.H, bersama Ketua Deprov PB Pieters Kondjol, sessat sebelum meninggalkan Deprov PB, Jumat (9/12).
MANOKWARI – Kajari Manokwari, Agus Joko Santoso, S.H, menyatakan tak pernah meminta uang soal penyidikan kasus parlemen TV. “Saya tak pernah minta uang,” ujarnya, menjawab Papua Kini, di halaman parkir Dewan Provinsi PB, Jumat (9/12).
Saat ditanya mengenai pernyataan Ketua Deprov PB, Pieters Kondjol, bahwa ada orang tertentu yang menghubungi (kala itu) Plt Sekretaris Deprov PB, Jasat Kadarusman, untuk meminta uang terkait kasus tersebut, Kajari menyatakan tak tahu soal itu.
Terkait penggeledahan yang kemudian batal, karena berkas yang diambil dikembalikan lagi, menyusul protes keras pimpinan Deprov dan sejumlah legislator, yang bahkan sampai menghubungi Kejati Jayapura, dia mengatakan itu karena kesalahpahaman. “Kami tak tahu ada agenda rapat Deprov,” ungkapnya.
Kejari juga menyatakan akan berkoordinasi dengan semua pihak terkait penggeledahan selanjutnya. Tapi, tentunya tak akan disebutkan tanggal dan waktunya. “Tanggapan dewan positif,” tuturnya, lalu menyatakan tak terintimidasi dengan kondisi ini.
Sebelumnya, dalam jumpa pers bersama Ketua Deprov dan Sekprov Drs Nathaniel Mandacan di Deprov PB, Kejari menegaskan penyidikan tetap dilanjutkan. Meski begitu, Kejari menyatakan belum ada tersangka. “Penggeledahan prosedural. Ada surat dari Pengadilan Negeri,” jelasnya.(***)
Direktur STIE Mah Eisa, Dr Roberth Hammar (tengah) bersama Direktur Pengambangan BEI, Hosea Nicky Hogan (kanan), dan Head of Marketing Indopremier Securities, Agam Rauzulma W, dalam prosesi gunting pita ruang Galeri Saham di STIE Mah Eisa, kawasan Wosi Lembah Hijau, Manokwari, Jumat (9/12)
Direktur STIE Mah Eisa, Dr Roberth Hammar (tengah) bersama Direktur Pengambangan BEI, Hosea Nicky Hogan (kanan), dan Head of Marketing Indopremier Securities, Agam Rauzulma W, dalam prosesi gunting pita ruang Galeri Saham di STIE Mah Eisa, kawasan Wosi Lembah Hijau, Manokwari, Jumat (9/12). Foto: Arman Namsa
MANOKWARI — Warga Papua Barat, khususnya Manokwari, kini bisa dapat informasi soal saham dengan mengunjungi Galeri Investasi di STIE Mah Eisa, di kawasan Wosi Lembah Hijau, Manokwari.
Foto bareng pembukaan Galeri Investasi di STIE Mah Eisa, Manokwari, Jumat (9/12). foto: Arman Namsa
Galeri Investasi itu diresmikan Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Hosea Nicky Hogan, bersama Direktur STIE Mah Eisa, Dr Roberth Hammar, didampingi, antara lain, Kepala Perwakilan BEI Manokwari, Wira Adibrata, Head of Marketing Indopremier Securities, Agam Raizulma W.
Menurut Hosea, dia yakin keberadaan Galeri Investasi ini bisa dimanfaatkan masyarakat Papua Barat. “Ada lebih dari 300 investor di Papua Barat, yang didominasi ritel,” tuturnya.
Galeri itu juga diharapkan akan lebih banyak menggaet investor dari kalangan akademisi, termasuk mahasiswa.
Sementara itu, menurut Agam, Galeri Investasi ini merupakan kerjasama BEI dan Indopremier, dengan dukungan penuh STIE Mah Eisa.
“Untuk edukasi para mahasiswa, serta akses data ke pasar modal. Operasinya selama jam kampus,” jelas Agam.(***)
(Kiri ke kanan) Ketua Deprov PB, Pieters Kondjol (kiri), Kajari Manokwari Agus Joko Santoso, S.H, Sekprov PB Drs Nathaniel Mandacan, dalam konferensi pers usai penggeledahan Deprov PB, Jumat (9/12)
(Kiri ke kanan) Ketua Deprov PB, Pieters Kondjol, Kajari Manokwari Agus Joko Santoso, S.H, Sekprov PB Drs Nathaniel Mandacan, dalam konferensi pers usai penggeledahan Deprov PB, Jumat (9/12)
(Kiri ke kanan) Ketua Deprov PB, Pieters Kondjol (kiri), Kajari Manokwari Agus Joko Santoso, S.H, Sekprov PB Drs Nathaniel Mandacan, dalam konferensi pers usai penggeledahan Deprov PB, Jumat (9/12)
MANOKWARI – Ketua Dewan Provinsi (Deprov) Papua Barat, Pieters Kondjol, menyatakan tersinggung atas aksi tim Kejari Manokwari yang melakukan penggeledahan di Sekretariat Deprov, Jumat (9/12) siang.
“Saya tersinggung Karena tanpa koordinasi,” ujarnya pada wartawan, dalam jumpa pers, didampingi Sekprov PB Drs Nathaniel Mandacan dan Kajari Manokwari, Agus Joko Santoso, S.H.
Dia mengakui sempat temperamental saat menemui penyidik Kejari yang melakukan penyitaan. “Saya lalu telpon Kajati Jayapura dan meminta penyitaan dituda. Saya juga minta Kajati datang ke sini,” tegasnya.
Dia juga menegaskan yang disita tak prosedural karena ambil data 2014-2016, sedangkan TV parlemen di perubahan 2015.
“Harusnya tak melebar. Ada apa ini,” tegasnya, lalu mengingatkan Sekretariat Deprov ada di bawah Sekretariat Provinsi PB.
Dia lalu menyatakan barang-barang TV Parlemen ada di Deprov. “Tinggal diawasi saja. Saya harap ini jadi pelajaran di negeri ini,” tegasnya.
Meski begitu, dia juga menyatakan siapa pun yang terlibat di kasus itu, kalau terbukti, harus bertanggungjawab.
“Sebagai warga negara yang baik, yang taat hukum, saya dukung. Silakan (selidiki),” ungkapnya.
Sebelumnya, dia juga menyatakan dapat informasi ada KPK yang datang dari seorang staf. “Kalau KPK yang datang, saya bilang cek baik baik. Emangnya ada Hambalang V apa di sini,” tandasnya.(***)
Suasana sidang akreditasi STIE Mah Eisa, Jumat (9/12).
MANOKWARI – Salah satu perguruan tinggi swasta ternama di Papua Barat, STIE Mah Eisa, terus meningkatkan kapasitasnya. Ini terlihat dengan digelarnya rapat penilaian akreditasi STIE Mah Eisa oleh tim dari Badan Akreditasi Nasional (BAN) Perguruan Tinggi (PT) , di ruang rapat A.2.1, STIE Mah Eisa, Jumat (/12/9) pagi.
Dua accessor dari BAN PT, Prof Dr Muhamad Nazir Hamzah S.E., M.Si dan Prof Dr Suparno memimpin sidang akreditasi tersebut.
STIE Mah Eisa sendiri sudah memenuhi seluruh kriteria untuk akreditasi tersebut. Sampai berita diturunkan siding akreditasi yang juga diikuti Direktur Yayasan Mah Eisa, Dr Roberth Hammar itu, masih berlanjut.(***)
Sejumlah anggota dewan bersama staf sekretariat Deprov PB ketika menggeledah kendaraan milik penyidik Kejari Manokwari, Jumat (9/12).
MANOKWARI — Tim dari Kejari Manokwari menggeledah dan menyita berkas-berkas dari ruangan bagian keuangan Sekretariat Deprov PB, Jumat (9/12) siang, yang juga merupakan Hari Antikorupsi.
Penggeledahan dilakukan terkait proyek TV Parlementaria. Sempat terjadi ketegangan dalam aksi ini. Belakangan, berkas-berkas itu dikembalikan.
Pengembalian terjadi setelah Ketua Deprov Pieters Kondjol memprotes keras kejadian itu, sejumlah anggota dewan serta staf sekretariat dewan. Pieter Kondjol merasa tersinggung dengan proses penyitaan aset.
Pasalnya, disaat bersamaan akan digelar rapat paripurna non APBD akhir masa sidang ke empat Tahun 2016.
“Harusnya koordinasi dulu. Ini sangat mengganggu. Saya minta semua dokumen yang disita harus dikembalikan oleh kejaksaan,” katanya.
Protes keras ini membuat Kajari Agus Joko Santoso SH turun langsung ke kantor DPR PB. Tiga kardus besar yang digunakan mengisi dokumen yang disita diambil kembali oleh staf sekwan.
Bahkan, sejumlah anggota dewan dan staf sekretariat sempat menggeledah kendaraan arod empat yang digunakan oleh penyidik kejaksaan. Mereka mencari dokumen yang sempat disita.
Meski demikian, dua unit kendaraan roda empat yang digunakan sekira 5- 9 orang tidak ditahan. Kendaraan meninggalkan lokasi sekira pukul 14.47 WIT.
Hingga berita ini diturunkan, Ketua Deprov PB, Sekprov Nathaniel Mandacan, dan Kajari masih berkoordinasi di dalam ruang transit ruang sidang utama. Beberapa anggota Deprov PB belum bersedia memberi keterangan terkait masalah ini. (***)
Kepala Seksi Prasarana dan Teknik Sarana Dishub Manokwari, Mahfud Am PKB SH, mengawasi pengaturan traffic light di perempatan Wosi, Jumat (9/12)
Kepala Seksi Prasarana dan Teknik Sarana Dishub Manokwari, Mahfud Am PKB SH, mengawasi pengaturan traffic light di perempatan Wosi, Jumat (9/12)
MANOKWARI – Peremajaan traffic light di Manokwari digenjot Dinas Perhubungan Provinsi Papua Barat dan Manokwari. Ini terlihat dengan dilakukannya penggantian unit lama dengan baru di perempatan Wosi.
“Pengadaan tiang dan lampu dari Dishub provinsi. Kami Dishub Manokwari yang mengelolanya,” ujar Kepala Seksi Prasarana dan Teknik Sarana, Dishub Manokwari, Mahfud Am PKB SH, Jumat (9/12).
Ditemui saat memantau pemasangan dan pen-settingan lampu lalu lintas di kawasan itu, sekaligus memantau arus lalu lintas, Mahfud menyatakan ada tujuh unit tiang dan lampu yang diberikan Dishub provinsi.
“Unit lama yang diganti akan kita pasang di berbagai tempat lain. Salah satunya di kawasan SMK di Reremi dan di pertigaan menuju Unipa,” jelasnya.
Walaupun traffic light di kawasan perempatan Wosi sudah selesai dipasang, Mahfud masih memperhitungkan setting-an yang lebih tepat.
“Khususnya berapa detik waktu yang pas untuk pengosongan area, sebelum traffic light berubah jadi hijau,” tuturnya.
“Pantauan saya beberapa hari ini masih terjadi kekisruhan akibat pengendara yang tak taat aturan. Lampu merah masih diterobos. Lampu kuning bukan siap berhenti malah lebh tancap gas,” tuturnya.
Dia menjamin, secara teknis, jika pengguna jalan menaati aturan dan traffic light, tak akan terjadi kecelakaan lalu lintas.
“Terus terang saya sangat sedih jika masih terjadi kecelakaan lalu lintas, apalagi di kawasan lampu merah. Semacam ad abeban mental kalau ada kecelakaan di traffic light,” tandasnya.(***)