Kepala Suku Besar Arfak, Drs Dominggus Mandacan MSi, mengingatkan semua warga masyarakat untuk mewaspadai orang-orang yang membawa pemahaman kurang bagus sehingga mengadu domba masyarakat yang berakibat terhambatnya pembangunan.
“Pada akhirnya mereka punya daerah maju, sedangkan daerah kita tidak maju karena keamanan terganggu sehingga pembangunan tak bisa dilakukan,” ujar Dominggus Mandacan.
Dominggus Mandacan yang adalah Gubernur Papua Barat periode 2017-2022 mengingatkan ini kala memberi sambutan dalam peresmian jembatan Kali Meyof, Distrik Merdey, Kabupaten Teluk Bintuni, oleh Bupati Kabupaten Teluk Bintuni, Ir Petrus Kasihiw MT, mewakili Penjabat Gubernur Papua Barat, Komjen Pur Drs Paulus Waterpauw MSi, 12 Desember 2022.
Dominggus Mandacan juga mengingatkan untuk merangkul semua masyarakat dari berbagai suku, ras, agama, adat, dan budaya seperti yang sudah dilakukan para orang tua masyarakat Tanah Papua, khusunya keluarg abesar Suku Arfak, agar peristiwa-peristiwa gangguan keamanan seperti di Meyerga dan Maybrat tak terjadi lagi.
Dominggus Mandacan menyatakan ada berbagai pihak yang punya kepentingan pribadi, kelompok, yang ingin memecah belah. Bila menemui orang seperti itu, masyarakat diimbau melaporkannya ke pihak-pihak berwajib seperti Kapolpos, Danramil, kepala kampung, kepala distrik, dan kepala-kepala suku.
“Kalau ada orang datang mau ajak kita ribut. Kita lapor. Kita dekati. Kita ajak dia hingga tak menimbulkan keributan, apalagi kerusuhan. Semua bisa toh? Bisa jamin?” tanya Kepala Suku Besar Arfak.
“Bisa,” lantang jawaban masyarakat yang hadir di peresmian bertema “Mari Bersatu Untuk Membangun Moskona yang Satu dan Utuh di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat dan Dalam Bingkai NKRI” itu.
Sebelumnya, Dominggus Mandacan membeberkan pembangunan sejumlah ruas jalan yang menghubungkan kawasan Moskona dengan daerah lain tidak bisa dilanjutkan karena gangguan keamanan.
Menurutnya, saat jadi Gubernur Papua Barat di 2017-2022, Pemprov Papua Barat sudah memprogramkan dan sudah mulai membangun ruas jalan dari, antara lain, Kebar Timur ke Moskona Timur (Teluk Bintuni), Testega (Pegaf) ke Moskona Timur, Aifat Timur Jauh (Maybrat) ke Moskona Utara, Aifat Timur Selatan ke Moskona Utara, Meyerga ke Moskona Utara.
“Beberapa ruas tak bisa jalan karena ada masalah kontraktor takut. Kita sudah plot dana terpaksa revisi lagi. Terutama Aifat Timur Jauh menuju Moskona Utara. Setahun sudah jalan, tahun kedua ketiga tak bisa bangun karena orang yang mau kerja, kontraktor juga takut. Jadi mereka tak bisa kerja. Aifat Timur Selatan ke Moskona Utara juga baru setahun anggaran tahun berikut tak bisa lagi karena keamanan. Sekarang Meyerga juga terganggu. Jadi nanti data itu akan dibawa ke kabupaten yang aman-aman,” ungkap Dominggus Mandacan.
Dominggus Mandacan berharap program itu dilanjutkan Penjabat Gubernur Papua Barat, Komjen Pur Drs Paulus Waterpauw MSi. “Tapi daerah ini harus aman, baru kontraktor bisa kerja,” ingat Kepala Suku Besar Arfak.(an/dixie)