Satu lagi coklat berbahan kakao Ransiki, Manokwari Selatan, Papua Barat, diluncurkan ke publik Tanah Air. Namanya Jika Chocolate.
Ini merupakan produk kedua di Indonesia yang menggunakan kakao Ransiki setelah Pipiltin Cocoa di Jakarta.
Namun, pihak Ebier Suth Ransiki belum mengetahui pemilik dan pabrik yang memproduksi Jika Chocolate ini.
“Kalau Pipiltin Cocoa kami tahu pabriknya di Jakarta, tapi Jika Chocolate ini kami belum tahu, apakah di Bali atau Jakarta,” kata Koordinator Administrasi/Keuangan Koperasi Ebier Suth Ransiki, Fredy Botto, dalam keterangan tertulis yang diterima papuakini, Sabtu (17/07/2021).
Fredy Botto mengatakan menerima kiriman foto produk Jika Chocolate dari Anawati, anak mantan Direktur PT Cokran Tahun 1984.
Menurutnya, Anawati yang berperan dalam mempromosikan Kakao Ransiki ke luar, dan atas permintaan Anawati, pernah juga dikirim Kakao Ransiki sebanyak 200 Kg pada pertengahan Januari 2021.
“Kami terharu, bangga, dan mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Ibu Anawati. Kami tidak bayar, tapi dia punya hati untuk ikut membangun cokelat Ransiki, dan dia telah melakukan dengan caranya sendiri,” tutur Fredy.
Fredy berharap dengan meningkatnya investor yang mempromosikan Kakao Ransiki dapat meningkatkan perhatian berbagai pihak di daerah untuk memperluas pengembangkan Kakao Ransiki.
Produk olahan kakao dari Ransiki selain diproduksi Pipiltin Cocoa dan Jika Chocolate di Indonesia, juga telah merambah hingga ke luar negeri seperti Inggris, Perancis, Belanda, Swiss, Latvia, dan Amerika Serikat.
Pemerintah Provinsi Papua Barat secara aktif mendukung pengembangan komoditi kakao ini, seperti promosi dan mendorong kerjasama di berbagai kesempatan baik nasional maupun internasional.
Misalnya dengan membantu ekspor perdana enam ton biji kakao kering dengan tujuan negara-negara Eropa medio Januari 2020, mempromosikan dalam pertemuan Tingkat Tinggi Investasi Hijau di Sorong medio Februari 2020, meningkatkan nilai tambah kakao dan produk olahan melalui kerjasama mitra pembangunan Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (IDH) dan Perusahaan Cokelat Pipiltin Cacao di Jakarta, dan memperkenalkan Cokelat Ransiki 72 persen single origin.
Selain itu, Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, telah melakukan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Inovasi Produk Kakao di Ransiki medio Februari 2021 lalu.
Pembangunan gedung inovasi produk Kakao ini merupakan cikal bakal untuk menjadikan Ransiki dan Manokwari Selatan sebagai Pusat Kakao di Indonesia Timur.
Ini merupakan komitmen pemerintah daerah dalam upaya menjadikan Papua Barat sebagai sentra pengolahan kakao yang nantinya dikenal Indonesia maupun mancanegara.
Pemerintah provinsi akan terus memberikan perhatian untuk membantu pengembangan komoditi Kakao ini lewat pengembangan kelembagaan Balitbangda Provinsi Papua Barat, yang akan mengembangkan pusat pengembangan teknologi dan inovasi produk-produk hasil perkebunan dan hasil hutan non kayu di Sains Tekno Park (STP) Papua Barat.
Pembangunan gedung inovasi produk Kakao ini merupakan cikal bakal untuk menjadikan Ransiki dan Manokwari Selatan sebagai Pusat Kakao di Indonesia Timur.(*)